Langsung ke konten utama

Identifikasi Aksi Tim Rumah Bijak Digital


     
Indentifikasi aksi

 
Setelah menyimak live materi ke lima, yaitu Identifikasi Aksi, esok harinya Tim Rumah Bijak Digitalisasi segera melakukan diskusi yang bahkan baru berakhir sehari kemarin. Kami langsung menentukan langkah-langkah aksi yang bisa segera dimulai.

Tahapan Identifikasi Aksi


Aksi adalah tahapan selanjutnya dari sebuah tim baik itu yang bergerak di bidang sosial maupun lainnya. Sebelum melakukan aksi harus benar-benar direncanakan apa langkah-langkah yang akan dilakukan. Tahapan identifikasi aksi sebagai berikut:


Highlight and Key

Highlight and Key Update


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meng-highlight turunan dari tujuan dan milestone yang sudah ditetapkan oleh tim. Jadi pada tahap ini kita buka lagi Peta SMART saat menetapkan tujuan yang hendak dicapai tim juga tahapan serta milestone yang sudah ditetapkan lalu melakukan aksi dan membuat indikator keberhasilan.

Key update adalah kalimat yang akan disampaikan ke audiens terkait program kita dimulai dari milestone pertama. Kalimat-kalimat apa yang menjadi kunci agar audiens mengenal tim kita dan program kita ini bisa di-posting ke media sosial.

Timeline of highlight

Timeline perlu juga ditetapkan misal 1 minggu 1 highlight dengan update tiap hari atau one day one post. Selain postingan di media sosial bisa juga berupa aksi di dunia nyata.Tim kami menetapkan awal timeline sejak tanggal 17 September 2021 dengan postingan berupa apa dan siapa Rubi Digi, family team, dan qoutes terkait highlight.

"Anda tidak bisa mengajari anak anda tentang resiko media sosial kecuali anda memahami bahayanya. Dan anda tidak dapat mencegah anak anda bermain game dengan kekerasan kecuali anda mengetahui ratingnya. "

Berikut milestone dan highlight tim Rubi Digi
Milestone 1 (september-31 Oktober) tersisa 6 pekan

Milestones and timeline


HIGHLIGHT 1
  1. Mengenal fungsi perangkat digital (PC, TV, Handphone). Sebagai media komunikasi, media informasi, sarana belajar, media sosial. 
  2. Adanya perangkat digital tersebut harus disyukuri dan diambil manfaatnya. Banyak orang di daerah lain yang belum bisa memanfaatkan perangkat ini

HIGHLIGHT 2
  1. Perangkat digital harus digunakan secara bijak agar manfaatnya dapat diperoleh dengan baik
  2. Dampak penggunaan yang tidak bijak dapat berpengaruh pada anak-anak. Adiksi, gangguan kesehatan, kurang relasi sosial.
HIGHLIGHT 3

Bijak menggunakan perangkat dimulai dari orang tua yang bijak. Mulai dari Ibu sebagai orang tua yang paling dekat dengan anak.Gerakan ibu bijak digital dimulai dengan meningkatkan self control dalam menggunakan gawai.
  1. Limit screen time
  2.  Fokus pada tujuan penggunaan perangkat
HIGHLIGHT 4

Cara-cara meningkatkan self control
  1. Membuat jadwal
  2. Membuat prioritas tugas/peran
  3. Support system keluarga (membuat kesepakatan bersama)
  4. Bergabung dalam komunitas yang mendukung bijak digital
HIGHLIGHT 5 dan 6
  1. Challenge ibu bijak digital
  2. Follow akun rubi digi
Milestones dua dan timeline
Milestones tiga dan timeline

Media Sosial

Rubi Digi telah memiliki media sosial sejak awal pembentukan tim. Teman-teman media selalu gerak cepat hingga nama tim, beberapa media sosial seperti Facebook dan Instagram segera kami miliki. Dua platform ini sudah aktif memperkenalkan tim Rubi Digi sejak pertama kali diluncurkan. Bahkan dimanfaatkan dalam questival kemerdekaan Agustus kemarin.

Menyusul web Rumah Bijak Digital yang diluncurkan pada 20 September lalu dan chanel youtube pun kami miliki.

Analisis SWOT

Analisa SWOT dan media


Strengths (kekuatan)

Apa yang dapat kita lakukan dengan baik
  1. Membuat materi dari referensi para ahli
  2. Memanfaatkan media sosial untuk share kegiatan dan mendapatkan follower
  3. Membuat materi terkait ragam kegiatan bersama anak di rumah
  4. Sebelas orang member rubi digi dari berbagai wilayah, menambah variasi kegiatan sesuai kearifan lokal
  5. Membuat conten campaign yang ajeg
  6. Diskusi dalam tim yang hidup dan responsif
Sumber daya apa yang baik yang dapat kita gunakan?
  1. Tim rubi digi terdiri dari 11 orang yang memiliki kompetensi soft skill dan hard skill
  2. Empat media sosial yang dapat dimanfaatkan media komunikasi dengan follower dan sharing kegiatan rubi digi serta memperluas dampak
  3. Pengalaman mendampingi anak pra baliq
Apa yang orang lain pandang sebagai kekuatan kita?
  1. Tim yang terdiri dari 11 orang Ibu
  2. Media sosial
  3. Mengangkat tema yang kekinian
  4. Memberi solusi dari sebagian besar keluarga yang kini menghadapi masalah yang menjadi probstate Rubi digi
  5. Sebelas orang dari kelas Bunda Shalihah, sehingga memiliki semangat dan jati diri sebagai ibu pembaharu/changemakers
  6. Bagian dari solusi dunia SDG'S
  7. Ibu ibu yg memiliki latar belakang keahlian beragam

Weakness

Apa yang bisa diubah
  1. Kampanye yang lebih terarah dengan materi fokus pada highlight
  2. Menginventarisir kegiatan atau permainan yang berpeluang mengalihkan anak dari gadget
Sumberdaya mana yang lebih sedikit kita miliki dibandingkan tim lain?
  1. Public speaker
  2. Mentor /Trainer
  3. Narasumber /pakar
Apa yang sekiranya orang lain pandang sebagai kelemahan?
  1. PS tampaknya hal yang lumrah
  2. Tim yang besar
  3. Memiliki gadget time yang berbeda-beda
  4. Komunitas atau gerakan yang serupa

Opportunities

Kesempatan apa yang terbuka bagi kita?
  1. Bekerjasama dengan komunitas lain yang memiliki kesamaan value
  2. Kegiatan yang unik dan spesifik
Tren apa yang bisa kita manfaatkan?
  1. Campaign dan penyebaran informasi kegiatan rubi digi melalui medsos yang sedang banyak diminati
  2. Pemanfaatan perkembangan teknologi secara smart dan bijaksana
Bagaimana cara mengubah kekuatan kita menjadi kesempatan
  1. Menjadi pemateri
  2. Memperluas manfaat media sosial menjadi wadah belajar online

Threats

Ancaman apa yang dapat mengganggu kita?
Tawaran kerjasama berupa iklan/endorse yang melenakan

Bagaimana keadaan tim kita?
Letak geografis yang berjauhan dengan waktu online yang berbeda tak selalu bisa memberi respon segera.

Ancaman apa yang diberikan oleh kelemahan kita?
Terhambatnya project berkaitan dengan belum di temukannya pemateri yang bisa di ajak bekerja sama

Campaign dan Update

Campaign sudah kami lakukan dalam beberapa hari ini baik melalui Facebook, Instagram berupa postingan, reel maupun story, juga beberapa postingan di web rumah bijak digital. Tujuan dari campaign di milestone pertama ini agar audiens mengetahui program tim terutama highlight milestone pertama. Jenis campaign berupa visual dan audiovisual. Update dilakukan tiap hari sesuai timeline yang sudah kami sepakati.

Sampai dengan hari ini, indikator keberhasilan campaign tim kami bisa dilihat dari tanggapan yang kami terima baik pada platform Facebook maupun Instagram. Di Instagram sendiri, bentuk kampaye yang paling efektif dan mendapat respon paling banyak baik dari folowers maupun bukan adalah postingan.

Penutup

Setelah ini masih banyak rencana aksi yang harus kami realisasikan dan diskusi menentukan aksi-aksi selanjutnya agar lebih tepat sasaran dan berdampak nyata.


#Jurnal
#Ibupembaharu
#BundaSaliha
#Darirumahuntukdunia
#InstitutIbuProfesional
#SemestakaryauntukIndonesia




Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga merefleksi

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, kami terb