Langsung ke konten utama

Jurnal pekan 5


Check In My Progress


"Tidak ada yang dapat merendahkan kita, kecuali kita mengizinkannya. "


Kalimat dari Bu. Septi ini mengena banget terutama pada pekan ini kita masuk pada materi Check In my Progress. Ternyata bukan hanya hubungan antara mentor dan mentee yang harus di check kembali, tapi ini yang penting, check ini progress diri juga sangat penting. Jangan jadi orang yang hanya melihat orang lain, tapi harus mampu melihat diri sendiri, sudah sejauh mana kemajuan program kita baik sebagai mentor maupun mentee.


Langkah - langkah check in my progress

1. Mengambil lagi action plan yang sudah dibuat.

Langsung deh tutup muka. Tujuan sudah mantep, langkah-langkah sudah di jembereng hingga detail namun belum satu pun yang dilaksanakan. Harusnya pekan ini sudah mulai jalan, namun sekali lagi move on itu susah. *jewer nih.

Liburan dan lebaran sudah berlalu, tapi masih saja terlena.

Iya sih deadline masih lama. Masih pertengahan Juli sebelum tahun ajaran baru dimulai. Namun persiapan masih kosong. *jewer lagi.


Bukan hanya bidang di menthorship yang belum jalan. Bidang lain yang sudah dilatih saat T30 juga mulai mengendor. Rutin masak, tergoda dengan pengen beli lagi. Tergoda pengen jajan. *Kangen jajan

Hingga empat kali beli makanan matang dari warung. Alasan klasik mati air, padahal waktu T30 mati air total masih berusaha keras masak sendiri.


Bidang bermain dengan anak, apalagi. Masih asyik dengan diri sendiri, meski si anak ada proyek dengan Abinya.


Bebenah, mulai agak oleng meski masih rutin. Begitu pun dengan food preparation masih konsisten.


Management waktu, ini yang paling kacau. Pola tidur belum nomal. Malah jadi noctural, malam begadang siang tidur. Heuh!

Puasa gadget batal mulu

Bullet journal nggak jalan.

Dari sini, sumber utamanya masalah.


Sebagai mentor juga, belum maksimal. Masih belum menerapkan jadwal dengan baik. Meski proses mentoring masih rutin berjalan dan diskusi dengan mentee pun berlangsung baik, antusias dan lancar. Ada memang mentee yang rajin sangat dan aktif, sering diskusi. Ada mentee yang sedang, tapi progressnya bagus banget.

Ada mentee yang tidak berkembang sama sekali meski masih rutin mengikuti materi dan mengumpul jurnal.


Sebagai mentee apalagi. Hanya sesekali menghubungi mentor, jika ada materi dan menjelang mengumpulkan jurnal.

Maaf ya mentor dan mentee.


Program pribadi tak terlaksana karena :

  1. Management waktu masih amburadul, apalagi akhir -akhir ini. Bener -bener dilanda stuck yang teramat sangat. *butuh piknik…alasan

  2. Tidak bisa mengalihkan godaan - godaan untuk bersantai dan menunda. Juga godaan baru, bermain game dan nonton drakor. Walah, dua hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, karena penasaran akhirnya jadi melakukan.

  3. Sedang seru dengan aktivitas yang tidak direncanakan dalam. Mind mapping. Yaitu menulis dan belajar menulis. Dulu di tahap telur-telur masih jadi aktivitas yang suka namun belum bisa. Sejak Januari malah jadi suka banget dan semangat belajar, apalagi progressnya cukup bagus.




Check in progress done

Dan prok…prok….prok *tepuk tangan yang meriah ya untuk false program pekan ini.


2. False Celebration Bersama Mentor dan Mentee


"Maaf, belum jadi mentor /mentee yang baik.

Meski pekan ini sudah merencanakan membuat jadwal dan memperbaiki proses mentoring namun masih juga kembali ke pola lama.


Masih berkutat dengan management waktu yang sejak lepas ramadhan agak nggak konsisten lagi.

Masih banyak yang harus diperbaiki.

Meski sedikit aja kemajuan, namun belum maksimal dan sesuai target.


Mari kita rayakan kegagalan ini agar jadi kenangan dan bukan untuk diulang."


3. Three Sixty Degree (360°) feedback


Hanya dengan anak-anak dan suami.

Bagi suami, yang sangat pengertian banget dan tidak pernah menuntut macam-macam, Istrinya ini sudah maksimal. Menurutnya sih santuy aja, yang penting ibadahnya, tilawahnya oke, bahagia dan nggak ngambekan yang lain nggak masalah. Mau belanja makanan mateng, it's oke. Nggak masalah.

Mau rebahan seharian juga nggak masalah. Nggak nyetrika baju yo wes ben.


Anak-anak, ini devil advocate yang baik.

Dari mereka bundanya harus banyak belajar.


Orang tua, saudara, tetangga dan teman seperjuangan, it's oke. Nggak ada yang perlu dipermasalahkan.



#jurnalke5

#tahapkupukupu

#buncek1

#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Tim Rubi Digi Menetapkan Tujuan Dengan SMART

Assalamu’alaikum bunda pembelajar! Pernah keluar rumah, terus jalan tanpa tujuan? Pasti kita merasakan nothing kan ya. Segala sesuatu akan lebih terukur dan bermakna jika kita menetapkan tujuan sebelum memulainya. Dengan membuat tujuan kita akan mengetahui arah yang akan kita tuju, jalan yang hendak kita tempuh, cara mencapainya, bahkan bisa mengevaluasi apakah jalan kita sudah benar atau malah melenceng dari tujuan yang kita buat. Alasan Pentingnya Menetapkan Tujuan Setiap lembaga atau organisasi butuh perencanaan yang matang agar berjalan dengan baik. Ibarat membawa bahtera untuk mengarungi samudra luas, pasti bukan sekedar berlayar tanpa arah. Harus ada tempat yang akan dituju. Bagaimana bahtera bisa berlayar jika tak jelas arahnya kemana? Jangan bilang sekedar ikut arus, karena bahtera bisa karam di tengah perjalanan. Ciri sebuah organisasi atau tim yang memiliki tujuan: Mereka memiliki keyakinan akan tujuan hidup dalam hal ini tujuan agar tim bisa terus bergerak maju Memiliki pere

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit