Langsung ke konten utama

X-tra miles Dan X-tra Ordinary

 

Xtra mile dan Xtra ordinary

Semua berawal ketika harus memilih passion saat pendaftaran kelas bunda produktif. Saat itu aku memilih pendidikan karena sudah menjadi bagian dalam hidupku selama lebih dari 18 tahun. Meski sekarang tak aktif mengajar di sekolah formal tapi masih berperan dalam beberapa lembaga pendidikan. Jadi mantap saja menuliskan pendidikan sebagai passion. 

Disisi lain, saat itu sedang seneng-senengnya menulis. Tapi merasa belum bisa, jadi tidak menjadi pilihan sebagai passion. Seiring berjalannya waktu, kegiatan tulis menulis justru seperti mendapat jalan lapang. Setelah memenangkan lomba menulis, aku semakin percaya diri dan berbinar saat menulis. Hingga akhirnya berbagai program kepenulisan diikuti. 
Akhirnya titik demi titik terhubung. Sementara dua hal ini masih berjalan bersama dengan aman dan damai. Sampai suatu saat ada kelas blog yang juga menuntut konsentrasi tinggi. Saat mendaftar kelas ini kupikir bisa kok membagi waktu, jadi kelas blog dimulai ketika project passion di Co housing mulai berjalan. 
Kenyataanya, kelas blog masuk pada materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi saat harus mengubah template dan mengedit menjadi tampilan yang SEO friendly. Meski penuh dengan kode-kodenya html yang awalnya asing buatku tapi asyik banget. Saking keasyikan di kelas ini hingga lupa waktu dan mengambil hak waktu untuk project passion. 
Padahal target yang sudah kubuat, sebelum akhir Desember draf naskah PP sudah selesai. Tapi kalau terus terdistrak maka target itu tak akan tercapai. Target sesungguhnya sesuai milestone pada Januari. Tapi aku sengaja membuatnya lebih cepat agar punya waktu lebih banyak buat editing. 
Solusinya adalah, aku harus disiplin waktu lagi dan menambah durasi mengerjakan PP ini. Maka action ku adalah menulis satu judul satu hari dengan konsekuensi, mengerjakan tugas rutin rumah tangga lebih cepat, membatasi medsos dan mengunakan waktu di luar bm jadwal rutin untuk mengerjakan PP dan tugas kelas blog. Selain itu tidak ada. 
Sedangkan X-tra Ordinarinya yaitu belajar membuat desain ebook dan praktek langsung membuat ebook dengan canva.. Sesuatu yang selama ini tak aku tahu, ternyata canva bisa digunakan membuat ebook
Impact nya, bahagia banget karena bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Tugas kelas blog yang paling menantang sukses juga target di pekan X-tra ini. 

Komentar

  1. Sukses selalu bunda Tami.
    Saya baru tahu kalau canva bisa digunakan untuk membuat e-book

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...