Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Sulit Tapi Bisa

Aliran Rasa Ribet, susah dan banyak lagi padanan yang merujuk pada ketidakmampuan. Begitulah ketika kita akan melatih kemandirian anak. Tapi setelah berjalan , lalu bersungguh-sungguh dan keberhasilan itu mengikuti, maka kemudahan yang akan kita rasakan. Tenaga dan pikiran kita tak terkuras untuk hal-hal yang itu-itu saja. Kita bisa berbuat untuk hal yang lebih besar lagi. Setiap anak adalah pembelajar, termasuk belajar mandiri.  Lihatlah mereka ingin mencoba sendiri segala sesuatu Beri ruang padanya meski tak sempurna hasilnya Jatuh bangun itu hal biasa Hari ini sukses, besok belum dan sebaliknya  Tapi dengan sabar dan ketekunan, semua akan jadi lebih baik Bersyukur, di IIP kelas Bunda Sayang kita mendapat tantangan untuk melatih kemandirian anak.  Usaha kita jadi semakin terarah dan terukur Bagiku, meski belum nampak nyata hasilnya namun sudah lebih baik dari sebelumnya.

Bolos Sekolah

Melatih Kemandirian Anak Alhamdulillah pekan ke dua tantangan melatih kemandirian anak sudah terlaksanakan dan akan tetap dilaksanakan sampai seterusnya hingga anak benar-benar mandiri. Masih latihan, dan seperti itulah sehari berhasil besoknya belum. Beberapa hari bisa sisanya belum bisa. Tiap anak beda-beda, mungkin ada anak yang cepat mandiri di bidang tertentu dan ada anak yang kurang mandiri di hal yang lain. Setelah dua pekan jatuh bangun melatih anak tidur sendiri dan ke kamar mandi sendiri , Bunda jadi memahami bahwa bagi si Bungsu dua hal ini lebih berat di banding kemandirian yang lain sesuai dengan usianya. Tantangan pekan ke 3 ini adalah bangun pagi. Saat usia dibawah 5 tahun , bangun pagi aka bangun subuh bukan hal yang berat baginya. Tapi semenjak 6 tahunan, bangun subuh menjadi hal yang lebih berat. Masih mengamati dan mencari tahu mengapa hal ini terjadi Padahal beberapa waktu lalu pernah membuat tantangan 10 hari sholat subuh tepat waktu dan berhas

Saat Bunda Bekerja

Melatih Kemandirian Anak Akhirnya selesai juga jadwa ujiaan semester di sekolah, hari ini Bunda pulang masih membawa setumpuk pekerjaan. Mengentri nilai dan penilaian yang aduhai banyaknya Begitu sampai rumah, sambil memeluknya Bunda mencoba berkomunikasi bahwa hari ini Bunda akan bekerja. Bunda minta adek bermain dan belajar sendiri. Juga mandi, makan malam dan persiapan tidur sendiri Untuk urusan makan memang agak susah makan terutama makan malam. Jika tidak ditemani, atau sama-sama mengambil makanan di dapur, biasanya minta diambilkan dan dikatakan di depannya. Syukurnya, dia mengerti. Mandi sore meski masih diingatkan, tapi tak meminta ditemani. Bunda bener-benar tak ingin diganggu karena mengejar deadline pengumpulan nilai. Duh...jadi egois gini. Malamnya ketika Abinya datang, meminta tolong untuk menemani anak. Bahkan dari siang sepulang sekolah dititip ke Abinya di kantor. Dan hari ini pun bersama Abi untuk kegiatan malam hari. Menjelang tidur, seper

Ngompol

Melatih Kemandirian Anak Hari yang sibuk… Tugas administrasi semester yang di ambang deadline. Prioritas Meski masih sempat membersamai anak, tapi kuantitasnya berkurang. Syukurnya Abi ada dirumah dan siap membantu dengan membersamai anak. Berawal dari tidur di sore hari dan bangun kala menjelang maghrib. Tapi akhirnya pergi juga ke masjid bersama Abi. Lanjut sampai bada Isya, sekitaran pk. 22.00 baru balik ke rumah dan belum mandi. Bunda memintanya bersih diri meski tak mandi karena sudah malam banget. Cukup cuci muka, gosok gigi dan ganti baju. Cukup memakan waktu, dan berusaha tetap tenang. Tak juga beranjak Akhirnya Abi yang menghandle. Cukup dengan sekali perintah, beranjaklah dia ke kamar mandi sendiri. Menjelang tidur lupa memintanya ke kamar mandi lagi buat bak. Tidurpun masih minta ditemani sekalipun bersedia ditinggal setelah tertidur. Dini hari menjelang sholat subuh Ketika Bunda membangunkannya...ada basah sedikit dicelananya. Adek ngompo

Sehari Bersama Abi

Melatih Kemandirian Anak Hari ini, seharian Bunda harus keluar rumah karena terlibat kepanitiaan acara daurah zona 3 yang meliputi Paser, PPU dan Balikpapan. Sampai rumah sudah sore banget. Alhamdulillah Abinya kosong tak ada acara, jadi praktis ke 3 anak sehari bersama Abi. Kalau bersama Abi sih aman dan terjamin bebas dari rengekan-rengekan. Sunatullahnya anak bermanja-manja dengan Ibunya termasuk mengeluarkan jurus rengekan. Begitu juga latihan kemandirian adek buat ke kamar mandi sendiri sehari ini bersama Abinya sukses besar. Malam harinya pun, meski sedikit rewel dan kembali minta di antar ke kamar mandi karena Bundanya sudah di rumah, tapi begitu si Abi bilang, ke kamar mandi sendiri anak pun meski enggan berjalan ke kamar mandi. Begitu juga ketika akan tidur. Tidur sendiri, kata Abinya..dan anak pun berajak ke kamar tidurnya. #Harike 12 #Tantangan15Hari #Level2 #KuliahBunSayIIP #MelatihKemandirian

Masih Belum Berubah

Melatih Kemandirian Anak Hari ini anak-anak yang di asrama pulang ke rumah. Ramai lagi Sabtu pagi, yang laki-laki ikut Abinya kerja bakti dan rapat pembangunan masjid yayasan kami. Sementara Bunda di rumah dengan si anak gadis. Tak banyak yang kita lakukan berdua karena Bunda lagi punya koreksian hasil ujian akhir semester. Siangnya, setelah Abi dan para anak lelaki pulang malah Bunda yang harus keluar rumah. Hari ini, dengan si bungsu hanya berinteraksi di malam hari. Seperti biasa menjelang tidur, Bunda berusaha berkomunikasi produktif agar dia ke kamar mandi sendiri. Belum berhasil Justru malah duduk di depan pintu sementara matanya sudah mulai meredup karena ngantuk. Oke, Bunda antar tapi tidur sendiri Anak beranjak ke kamar mandi dengan ogah-ogahan. Selesai dari kamar mandi, diantar ke kamarnya tidak mau. Balik lagi ke kamar Bunda. Abinya terbangun dan memintanya pindah ke kamarnya. Tak bergeming Suara Abi meninggi dan tegas. Dengan mata berkaca ,

Anak Sembuh, Bunda Sakit

Melatih Kemandirian Anak Hari ini, untuk pertama kali F masuk sekolah setelah 3 hari absen karena sakit. Diawali kemarahan menjelang tidur pada malam harinya, dan pertengahan malam terbangun menangis mencari Bunda  karena ditinggal tidur sendiri, bangun tidur pagi ini moodnya masih kurang bagus. Sejak subuh sampai menjelang pk. 06.30 masih belum berajak dari tempat tidur. “Ntar…” begitu selalu jawabannya. Sholat subuh, ntar Mandi, ntar Sarapan, ntar Dan tak satupun yang dikerjakan meski jarum jam terus melaju. “Bunda siapin air panas ya,” akhirnya keluar juga jurus rayuan Bunda. Cuaca hari ini juga diselimuti mendung dan hujan sisa semalam yang masih awet. Mandi dengan air dari kran PDAM lumayan dingin juga, meski untuk ukuran Balikpapan sebenarnya masih cukup hangat. Setelah air hangat siap. Si anak masih juga ogah-ogahan ke kamar mandi. Beranjak pelan dan diam di depan kamar mandi beberapa saat lamanya. “Ayo Nak, airnya sudah siap,” kembali Bunda meningatk

Marahku

Melatih Kemamdirian Anak Hari ini si Bungsu masih belum masuk sekolah, tapi sudah berangsur membaik. Demamnya sudah turun dan sudah mulai beraktifitas seperti biasa , baca buku, mengambar dan membuat mainan dari kertas. Tapi, ngambek dan marahnya juga full di hari ini. Berawal dari ikut acara kajian di sebuah masjid yang selesainya menjelang Maghrib. Saat Abinya datang menjemput, dia pengen langsung pulang sementara adzan Maghrib tinggal hitungan detik. Abi dan Bunda memutuskan tinggal di Masjid untuk iftor dan sholat Maghrib terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Marah ke dua, saat di tinggal sholat Isya di masjid oleh Abinya karena hujan. Maksud baik Abinya, karena baru saja sembuh dari demamnya. Dua kali minta diantar ke kamar mandi untuk berwudhu masih juga belum sholat. Dua kali pula marah selepas keluar kamar mandi tidak jadi sholat karena tidak mau sholat sendirian. Setelah larut, baru sholat Isya dengan enggan, lalu meminta Bunda menemaninya tidur. Kalau

Antar dan Tamani Aku

Melatih Kemandirian Anak Tantangan pekan pertama, sesuai dengan game satu pekan satu kemandirian telah terlaksana. Proses yang tidak mudah memang, setidaknya ada kemauan dan upaya dengan segala daya. Hasil selalu berbanding lurus dengan proses meski ada saja cobaan yang mengiringi. Di pekan pertama kami mendapat cobaan anak sakit. Sehingga hasilnya belum maksimal. Tapi, minimal si anak sudah punya kemauan untuk tidur sendiri dan akan tetap diupayakan seterusnya. Pekan ke dua ini kembali Bunda menawarkan kemandirian apa yang akan dilatih. Ke kamar mandi sendiri tanpa ditunggui , Alhamdulillah jika bisa ke kamar mandi sendiri tanpa minta diantar lagi. Atau mempersiapkan perlengkapan sekolah. Pertimbangan Bunda lebih ke kamar mandi sendiri...belibet banget jika lagi mengerjakan sesuatu tetiba dia minta diantar dan ditunggui untuk BAB. Woaaa ….rasanya. Kalau mempersiapkan perlengkapan sekolah, sejauh ini sudah lumayan mandiri. Mulai awal semester terlihat antusias mempersi

Masih Sakit

Melatih Kemandirian Anak Hari ini si anak masih sakit, badannya panas tinggi. Jadi harus izin dari sekolah. Bundapun demikian. Karena kalau sudah begini, bawaannya nempel terus. Ditinggal sebentar saja sudah terdengar suara panggilan “Bun….” Demam, muntah dan nafsu makan tidak ada. Jangankan makan sendiri ,disuappun tidak mau. Tapi meski sakit, tidak rewel dan cukup kooperatif untuk minum obat. Sorenya malah sempat ditinggal Bunda keluar rumah untuk menghadiri agenda rutin tiap selasa sore. Meski sebelumnya diberi pengertian dan penjelasan mengapa Bunda harus keluar rumah. “Nanti Adek akan ditemani Tante ya, Bunda minta Tante balik lagi sore ini,” kata Bunda Tante adalah sebutan buat art kami, yang memang selesai tugas rutinnya kemudian pulang ke rumahnya yang tak jauh dari komplek kami. Malamnya kembali anak minta ditemani tidurnya. Dan malam ini merupakan puncak dari sakitnya. Dia tidur dengan gelisah sekali, panasnya tinggi dan berkali bangun dari tidurnya untuk

Demam

Melatih Kemandirian Anak Sepulang sekolah siang ini, masih terlihat ceria. Menggambar, mempersiapkan buku dan belajar buat besok. Menjelang ashar mengeluh pusing tapi masih pergi ke masjid juga. Lalu pulangnya gegoleran sambil membaca buku. Tak lama Bunda raba badannya mulai hangat. “Ayo minum Syamil Dek,” kata Bunda Syamil adalah madu campur habbatus saudah. Pertolongan pertama bagi  keluhan sakit, pusing atau demam dan diulang tiap 4 jam sekali. Kami baru akan memberikan obat penurun panas atau ke dokter jika dua hari panasnya tidak turun. Si anak pun meminum syamil. Bahkan tanpa diingatkan, kemandirian dalam usaha untuk sembuh sudah lumayan. Disiplin tiap 4 jam sekali. Semakin malam, semakin tinggi demamnya. “Bunda temani tidur ya, sebentar saja. Nanti Bunda tinggal kalau aku sudah tidur,” pintanya. “Iya Nak,” jawab Bunda. Tapi Bunda beres-beres dulu ya… Adek masuk kamar aja dulu. Meski meminta ditemani, tetap satu bintang untuknya , karena biasanya s

Tanpa Seremonial

Melatih Kemandirian Anak Hari Ahad agenda kami seputaran kondangan di beberapa tempat. Karenanya kami memulai hari agak awal seperti biasa meski hari libur. Abi dan Bunda ke lingkaran masing-masing sementara si bungsu di rumah bersama Tante yang datang untuk tugas rutinnya. Tak memakan waktu lama, Bunda sudah sampai di rumah lagi beraktifitas bersama si bungsu. Suatu waktu terdengar bunyi brak...Bunda diam saja..sengaja tak memberi respon ulah si anak naik rak buku dan menjatuhkan setengah isi rak buku. “Bunda...Bunda jangan marah ya.” “Iya, Bunda nggak marah, ada apa Dek? “ jawab Bunda seolah tidak tahu kejadiannya. “Bunda dengar gak tadi?” “Dengar..” “Aku jatuhin buku.” “Iya, sekarang beresin ya,” kata Bunda dengan senyum untuk menguatkan kesan tidak marah. Krik...krik sunyi, beberapa waktu lamanya. Begitu Bunda keluar kamar, Buku itu masih berserakan dan si anak asyik membacanya. “Ayo dibereskan Dek,” ajak Bunda Baru si anak bergerak membereskan buku ya

Sendiri Sebenarnya

Melatih Kemandirian Anak Sabtu, biasanya Bunda libur  karena jadwal ujian mata pelajaran Bunda, jadi Bunda ke Sekolah dan Adek F ikut. Pulangnya mampir Sekolah Nurul Fikri yang sedang mengadakan rapat evakuasi dan kerja bakti. Lalu sore harinya membersamai anak-anak Tahfidz SMP Nurul Fikri memasak dan riyadoh. Hari yang super padat tapi menyenangkan buat Bunda, Adek F dan gadis-gadis penghafal Al Qur’an. Riyadoh ke Tebing bersama kakak-kakak Tahfidz. Kami sampai rumah menjelang Maghrib. Setelah aktifitas rutin malam hari seperti biasa. Saatnya istirahat. Bunda masih menyelesaikan beberapa pekerjaan saat adek sudah mulai mengantuk. Menunggu Bunda sambi membaca buku seperti biasa sebelum tidur. Tapi Bunda lama banget. Dicoba untuk tidur sendiri tanda ditemani.. Tapi susah banget, sampai bolak-balik, muter sana sini belum juga bisa tidur. Eh lha Bunda malah ke kamar mandi lama banget. Setelah selesai, Adek juga masih belum tidur. Balik baca buku lagi

Kala Badai Malam Ini

Melatih Kemandirian Anak Jum’at tanggal merah ini kami isi dengan adenga Rihlah bersama teman melingkar Bunda. Kami bertiga, Abi - Bunda - dan Farih. Kebetulan Abi diminta taujih tentang Ukhuwah. Sambil menunggu si Abi dan anak lelakinya sholat Jum’at, sesi curhat berlanjut hingga siang sampai akhirnya kami bubar dan pulang ke rumah masing-masing. Sore hari, Bunda kajian hadist dan Anak serta Abinya i’tikaf di Masjid komplek kami. Sementara malam hari si Abi keluar rumah dengan agenda rutinnya. Dua hari program tidur sendiri dan daftar pencapaian yang tertempel di tembok kamarnya membuat si anak lebih mudah melakukannya. Setelah rutinitas ke kamar mandi yang masih minta diantar, si anak pergi ke tempat tidur. Tak lama balik lagi ke kamar Bunda. “ Bunda, jangan tidur dulu ya,” ujarnya. “Tapi Bunda ngantuk banget Dek, Bunda capek nih.” “Bunda tahu nggak, malam kemarin itu aku takut banget lho...Bunda sudah tidur dan Abi belum pulang. Aku sampai nahan pipis

Kala malam Tiba

Melatih Kemandirian Anak Setelah setengah sukses di hari pertama, lho kok setengah ? Iya sih kan si anak masih nempel sebelum tidur dan Bunda tertidur sampai tengah malam bersamanya. Hari ini, setelah aktifitas penuh seharian kami sampai rumah dengan kepayahan. Si anak tertidur setelah ashar dan terbangun saat buka puasa. Eh ternyata dia serius puasa sunnah padahal dinihari tadi hanya sahur sebiji pie susu, meski sudah dipesan jika tidak kuat berpuasa nanti buka aja di sekolah. Jadwal selepas maghrib seperti biasa, setelah berbuka puasa atau makan malam dihari lain adalah ngobrol dengan Abi sampai menjelang Isya. Setelah Isya, baru boleh main hape selama 1 jam dan sebelumnya sudah beres menyusun buku. Sementara Abinya keluar rumah dengan agenda malamnya. Malam semakin larut. Si anak masih terang benderang dan asyik dengan buku bacaanya, sementara Bundanya sudah tinggal mengatupkan mata. Sebelum terlelap, disempatkan berpesan pada anak perihal tidur sendiri malam in

Temani Aku Baca Buku Sebelum Tidur

Melatih Kemandirian Anak Ketika sampai pada materi ini seperti tertohok banget , apalagi membaca kutipan dalam pembahasan tanya jawab "Kemandirian anak tergantung bagaimana orang tuanya, ketika ingin melatih anak mandiri apakah orang tuanya juga sudah mandiri?” Mak jleb banget deh ya…. Secara si orang tuanya masih dibantu asisten dalam pekerjaan rumah tangga. Apalagi kalau balik ke belakang, ke masa lalu..ada yang terlewat diajarkan dan dilatih pada anak. Ada banyak hutang yang mesti dibayarkan, yang justru memacu semangat untuk terus belajar di kampus IIP ini agar bisa menularkan ke anak-anak untuk persiapan menikah dan mendidik anak mereka.  NB: cucu-cucu Bunda  nantinya menjadi generasi yang lebih baik lagi. Tak guna meratap dan berputus asa… Masih ada banyak hal yang bisa dikerjakan. Terutama buat si Bungsu kami yang ada di rumah. Karena tantangan terbesar melatih kemandirian anak bukan ada di diri anak melainkan justru ditangan orang tua. Itu sejatinya