Langsung ke konten utama

Kala Badai Malam Ini

Melatih Kemandirian Anak

Jum’at tanggal merah ini kami isi dengan adenga Rihlah bersama teman melingkar Bunda.
Kami bertiga, Abi - Bunda - dan Farih.
Kebetulan Abi diminta taujih tentang Ukhuwah.

Sambil menunggu si Abi dan anak lelakinya sholat Jum’at, sesi curhat berlanjut hingga siang sampai akhirnya kami bubar dan pulang ke rumah masing-masing.

Sore hari, Bunda kajian hadist dan Anak serta Abinya i’tikaf di Masjid komplek kami.
Sementara malam hari si Abi keluar rumah dengan agenda rutinnya.

Dua hari program tidur sendiri dan daftar pencapaian yang tertempel di tembok kamarnya membuat si anak lebih mudah melakukannya.

Setelah rutinitas ke kamar mandi yang masih minta diantar, si anak pergi ke tempat tidur.
Tak lama balik lagi ke kamar Bunda.

“ Bunda, jangan tidur dulu ya,” ujarnya.
“Tapi Bunda ngantuk banget Dek, Bunda capek nih.”
“Bunda tahu nggak, malam kemarin itu aku takut banget lho...Bunda sudah tidur dan Abi belum pulang. Aku sampai nahan pipis lho. Makanya Bunda jangan tidur dulu, nanti yang ngantar aku pipis lagi siapa?”

“Ya sudah, sekarang aja pipisnya lagi,” tawaran Bunda yang disambut dengan beranjaknya ke kamar mandi dengan masih tetap minta diantar.
“ Bunda, temani. Sebentar saja ya,” rengeknya.
“Sebentar berapa menit?”
“Tiga puluh menit.”

Lama itu Dek, batin Bunda.
“Oke, tapi kalau sampai 30 menit belum tidur Bunda tinggal tidur ya.”
“Iya Bun.”

Bunda menemaninya sambil menahan kantuk, karena tak ingin tertidur di kamarnya lagi.
Setelah tidur, Bunda berpindah kamar.
Tak lama kemudian, gemuruh angin menderu.
Segera Bunda ke ruang sebelah, menata ember untuk menampung air bocoran kalau nanti hujan.
Lalu lampu padam, khawatir si anak bangun. Tapi tak lama genset komplek dinyalakan. Alhamdulillah tidak kegelapan.

Angin semakin menderu mengiringi turunnya air hujan meski tidak terlalu deras. Hati cemas karena Abi belum pulang.
“Ya Allah, lindungi Abi yang ada disana dan lancarkanlah perjalanan pulang ke rumah,” doa Bunda

Malam makin larut bahkan jarum jam sudah mendekati angka 01.30 saat suara motor mendekati rumah. Alhamdulillah Abi sampai rumah dengan selamat. Akhirnya Bunda tidur sangat larut malam ini.

#Harike 3
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Tim Rubi Digi Menetapkan Tujuan Dengan SMART

Assalamu’alaikum bunda pembelajar! Pernah keluar rumah, terus jalan tanpa tujuan? Pasti kita merasakan nothing kan ya. Segala sesuatu akan lebih terukur dan bermakna jika kita menetapkan tujuan sebelum memulainya. Dengan membuat tujuan kita akan mengetahui arah yang akan kita tuju, jalan yang hendak kita tempuh, cara mencapainya, bahkan bisa mengevaluasi apakah jalan kita sudah benar atau malah melenceng dari tujuan yang kita buat. Alasan Pentingnya Menetapkan Tujuan Setiap lembaga atau organisasi butuh perencanaan yang matang agar berjalan dengan baik. Ibarat membawa bahtera untuk mengarungi samudra luas, pasti bukan sekedar berlayar tanpa arah. Harus ada tempat yang akan dituju. Bagaimana bahtera bisa berlayar jika tak jelas arahnya kemana? Jangan bilang sekedar ikut arus, karena bahtera bisa karam di tengah perjalanan. Ciri sebuah organisasi atau tim yang memiliki tujuan: Mereka memiliki keyakinan akan tujuan hidup dalam hal ini tujuan agar tim bisa terus bergerak maju Memiliki pere

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit