Langsung ke konten utama

Temani Aku Baca Buku Sebelum Tidur

Melatih Kemandirian Anak

Ketika sampai pada materi ini seperti tertohok banget , apalagi membaca kutipan dalam pembahasan tanya jawab "Kemandirian anak tergantung bagaimana orang tuanya, ketika ingin melatih anak mandiri apakah orang tuanya juga sudah mandiri?”

Mak jleb banget deh ya….
Secara si orang tuanya masih dibantu asisten dalam pekerjaan rumah tangga.
Apalagi kalau balik ke belakang, ke masa lalu..ada yang terlewat diajarkan dan dilatih pada anak.
Ada banyak hutang yang mesti dibayarkan, yang justru memacu semangat untuk terus belajar di kampus IIP ini agar bisa menularkan ke anak-anak untuk persiapan menikah dan mendidik anak mereka.  NB: cucu-cucu Bunda  nantinya menjadi generasi yang lebih baik lagi.

Tak guna meratap dan berputus asa…
Masih ada banyak hal yang bisa dikerjakan.
Terutama buat si Bungsu kami yang ada di rumah.
Karena tantangan terbesar melatih kemandirian anak bukan ada di diri anak melainkan justru ditangan orang tua.
Itu sejatinya yang terjadi dan kami rasakan setelah menelisik penyebab mengapa si bungsu agak lebih manja dan sering minta dilayani.

Rasa sayang yang lebih dari lainnya. Karena tinggal dia satu-satunya yang masih kecil. Kadang kerinduan pada bayi, secara tak sadar membuat bundanya memperlakukannya seperti bayi..padahal sudah 7 tahun.
Ada rasa enggan, ketika dia beranjak besar..kok waktu cepat sekali berlalu.
Ah rasa sayang yang berbisa...harus dihentikan Bunda!

Secara fitrah anak adalah pembelajar. Anak menyukai tantangan, orang tualah si pemadam terbaik. Pemadam semangat belajar dengan segala kekhawatiran. Pemadam jiwa yang menyukai tantangan dengan segala bantuan dengan dalih kasihan, hasilnya kurang bagus, kelamaan dan berbagai alasan klasik lainnya.

Ini contoh upaya si bungsu untuk sholat subuh tepat waktu dan berjamaah di masjid.


Ini contoh upaya kemandiriannya dalam mengaji dan muraja’ah hafalan.

Untuk pekan pertama ini, kemandirian yang akan dilatih pada si Bungsu adalah tidur sendiri. Alasan utamanya karena usia sudah 7 tahun. Sudah masuk usia pra baliq, sehingga batasan aurat orang tua dan anak harus sudah dijalankan diantaranya dipisahkan tempat tidurnya.

Sebenarnya dari usia 4-5 tahun sudah dicoba, tapi masih belum bisa. Balik  tidur bersama kami lagi. Dalam hati Bundanya juga seneng sih….
Nah ketahuan kan penyebabnya.

Usia 6 tahun dicoba lagi, sehari dua hari bisa trus balik lagi. Dicoba lagi balik lagi. Dari 10 hari tantangan 3-4 hari bolong, begitu seterusnya sampai diusia 7 tahun ini.
Apalagi kalau Abinya dinas luar kota, balik lagi si anak nempel ke Bundanya. Dan Bundanya seneng aja sih.
Nah...salah satu penyebabnya.

Sejak awal, si anak sudah mempunyai kosa kata “ditemani” dengan dua macam pengertian. Ditemani sebelum tidur atau ditemani tidur sampai pagi.
Jika minta ditemani sampai pagi,
bisa saja sih malamnya ditinggal, tapi ini mengandung unsur kebohongan.
Ini tidak kami lakukan
Atau jika minta ditemani sebelum tidur, Bundanya malah tertidur duluan sampai pagi.
Nah...ini juga penyebabnya.

Merunut penyebab tidak konsistennya penerapan aturan tersebut, maka tantangan kali ini menjadi sarana melatih anak tidur sendiri dan komitmen Bunda untuk membiarkan anak tidur sendiri.

Kemarin setelah mendapat materi dan game tantangan ini, sedini mungkin sounding ke anak bahwa Bunda akan melatih kemandirian anak dan manfaat yang akan didapat.
Sempat didiskusikan pilihan tantangannya.
  1. Tidur sendiri
  2. Ke kamar mandi sendiri
Dua hal ini krusial sekali yang harus segera diselesaikan.

Awalnya si anak memilih tidur sendiri tapi ke kamar mandi masih diantar.
Oke
Eh...besoknya berubah lagi
“Bun, aku tidur sendiri deh. Tapi ke kamar mandi masih diantar ya.”
“Baiklah Dek, diantar lho ya...bukan ditemani.”
Kami pun sepakat.

Hasilnya, malam tadi si anak sudah tidur sendiri meski masih minta ditemani sebelum tidur. Biasanya memang ada sesi bercerita , atau menemaninya membaca buku.
Tapi...justru Bundanya yang tertidur duluan sampai tengah malam terbangun saat hujan deras. Tapi karena sejak awal permintaannya  ditemani sebelum tidur saja, maka Bunda tinggal hingga tidur sendiri.


Ini daftar pencapaian tantangan sepekan dan untuk seterusnya

#Harike 1
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Tim Rubi Digi Menetapkan Tujuan Dengan SMART

Assalamu’alaikum bunda pembelajar! Pernah keluar rumah, terus jalan tanpa tujuan? Pasti kita merasakan nothing kan ya. Segala sesuatu akan lebih terukur dan bermakna jika kita menetapkan tujuan sebelum memulainya. Dengan membuat tujuan kita akan mengetahui arah yang akan kita tuju, jalan yang hendak kita tempuh, cara mencapainya, bahkan bisa mengevaluasi apakah jalan kita sudah benar atau malah melenceng dari tujuan yang kita buat. Alasan Pentingnya Menetapkan Tujuan Setiap lembaga atau organisasi butuh perencanaan yang matang agar berjalan dengan baik. Ibarat membawa bahtera untuk mengarungi samudra luas, pasti bukan sekedar berlayar tanpa arah. Harus ada tempat yang akan dituju. Bagaimana bahtera bisa berlayar jika tak jelas arahnya kemana? Jangan bilang sekedar ikut arus, karena bahtera bisa karam di tengah perjalanan. Ciri sebuah organisasi atau tim yang memiliki tujuan: Mereka memiliki keyakinan akan tujuan hidup dalam hal ini tujuan agar tim bisa terus bergerak maju Memiliki pere

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit