Langsung ke konten utama

Makan Malam Yang Senyap

Komunikasi Produktif

Kemarin setelah perjalanan lumayan jauh mengunjungi anak gadis di pesantrennya yang terletak di luar kota, Bunda langsung tergeletak lemes.
Terbangun ketika Abi dan anaknya hendak pergi ke masjid sholat Maghrib.

Seperti biasa, sepulang dari mana saja si bungsu langsung memeluk Bundanya.
Tercium bau asem yang menguar.
"Adek sudah mandi?" Bunda mencoba menghindari mengunakan kata berkonotasi negatif seperti tidak atau belum.
"Eee....belum Bun," jawabnya sambil tersenyum.
"Ayo mandi.."
"Sebentar......."
"Selesai Bunda sholat sunnah, adik sudah di kamar mandi ya."

Sampai Bunda selesai sholat sunnah, si anak masih gegoleran di lantai.
"Ayo mandi.."
"Mandiin Bu..!"
"Adik bisa mandi sendiri."
"Anterin...!"
Baiklah, kali ini diantar sampai depan kamar mandi.
"Lepasin bajunya.."
"Adik bisa lepas baju sendiri."

Setelah mandi, kembali si anak memeluk Bunda yang sedang tilawah.
"Harum kan Bun..?"
"Iya..haruuuum...Bunda suka bau adek begini...suegeer deh."
Anak dipeluk dan dicium.

Lalu Abinya mengajak makan malam, dan berlalu ke dapur.
"Ayo makan yuk Dek..!" ajak Bunda
Diam, tidak ada respon.
"Kita susul Abi di dapur yuk, makan sama-sama."
Masih sama tanpa respon.
Cukup, meski masih ada kesempatan sekali lagi. Mengucapkan kata dengan maksud yang sama tidak boleh lebih dari tiga kali..karena tidak akan effektif.

Si Abi balik dari dapur.
"Ayo Bun kita makan, kata Abi ditujukan ke Bunda.
"Adek, kita tunggu sampai 15 menit ya..! Abi menambahkan buat si Anak.

Tak sampai 15 menit, terdengar langkah kaki kecil menyusul ke dapur. Tanpa banyak kata, Bunda sodorkan nasi dan lauknya di piring. Segera dimakannya meski dengan air mata yang mengenang dikedua kelopak matanya.

Kami makan tanpa pembicaraan apapun.
Hingga azan Isya berkumandang.
Selesai makan, si anak segera ke masjid. Masih tanpa pembicaraan apapun, hanya salam ketika keluar rumah.

Singkatnya, setelah selesai sholat isya.
Bunda mengkonfirmasi kejadian yang tengah berlangsung.
"Adek ada apa sih..?"
"Aku tadi marah Bun."
"Marah karena apa?"
"Abis aku ngecharge hp dari Asar sampai Maghrib gak terisi sama sekali."
"Ooh...mungkin kurang pas kabelnya. Atau tidak cocok chargernya. Sudah diperiksa lagi?"
"Ah iya...sekarang sudah masuk."
"Lagian waktu main hp kan setelah isya.
Pas aja kan... Jadi adek tak perlu marah sih seharusnya."

-----------------
Jika anak marah, jangan terpancing untuk marah...boleh jadi marahnya karena hal lain yang tak berhubungan dengan kita.
Selalu tabayun sebelum melakukan tindakan apapun.

#harike5
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Tim Rubi Digi Menetapkan Tujuan Dengan SMART

Assalamu’alaikum bunda pembelajar! Pernah keluar rumah, terus jalan tanpa tujuan? Pasti kita merasakan nothing kan ya. Segala sesuatu akan lebih terukur dan bermakna jika kita menetapkan tujuan sebelum memulainya. Dengan membuat tujuan kita akan mengetahui arah yang akan kita tuju, jalan yang hendak kita tempuh, cara mencapainya, bahkan bisa mengevaluasi apakah jalan kita sudah benar atau malah melenceng dari tujuan yang kita buat. Alasan Pentingnya Menetapkan Tujuan Setiap lembaga atau organisasi butuh perencanaan yang matang agar berjalan dengan baik. Ibarat membawa bahtera untuk mengarungi samudra luas, pasti bukan sekedar berlayar tanpa arah. Harus ada tempat yang akan dituju. Bagaimana bahtera bisa berlayar jika tak jelas arahnya kemana? Jangan bilang sekedar ikut arus, karena bahtera bisa karam di tengah perjalanan. Ciri sebuah organisasi atau tim yang memiliki tujuan: Mereka memiliki keyakinan akan tujuan hidup dalam hal ini tujuan agar tim bisa terus bergerak maju Memiliki pere

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit