Komunikasi Produktif : Saling Memahami
Sejak awal ketika suami dinas keluar kota tidak pernah membawa oleh-oleh khusus untukku seperti baju, tas atau sepatu. Kalau makanan biasalah. Khas suatu daerah yang dikunjungi, atau kalau dari Jakarta ibu mertua selalu menitipkan segepok coklat saat beliau masih tinggal disana.
Sementara tidak dengan anak-anak, terkadang Abinya membawakan tas, sepatu atau barang kebutuhan mereka lainnya.
"Maaf Bun, aku takut kalau tidak cocok, entah itu ukuran, warna atau model juga harga yang kamu nantinya tidak berkenan," akunya suatu waktu sebagai penjelasan .
"Oh iya sih Bi, bener banget, mending Abi kasih mentahnya aja deh biar Bunda beli sendiri."
Perempuan mana sih yang tak bahagia ketika suaminya memberi surprise entah itu apa...tapi bagiku untuk barang berupa baju, tas atau sepatu ada hal yg spesifik yang belum tentu aku suka dan cocok ketika diberi sebagai hadiah.
Perempuan kan unik...warna cocok tapi ada model lain yang hanya selisih hiasan kecil saja sudah beda rasanya.
Pernah sih suami membelikan baju dan jilbab..ada yang cocok dan suka, ada juga yang cocok tapi tak suka.....☺☺ meski sudah berupaya sedemikian rupa membeli yang warnanya sesuai kesukaan si istri. Kalau sudah begini, tetep dipakai untuk menyenangkan sang pemberi.
Bukan....,bukan juga ukuran kedalaman pengenalan suami ke istri.
Ini hanya selera yang belum tentu mudah memahaminya.
Hanya ketika di komunikasi kan sejak awal akan tetap menjadi hal yang indah meski suami datang dari bepergian dengan tangan kosong.
Tapi tidak untuk hal-hal yang lain, seperti makanan misalnya Terkadang baru terlintas dipikiran saja , sepulang kantor dibawakan.
Atau jika ada teman kantornya jualan, ada saja mulai dari sprei, roll on dan sebagainya.
Seperti kemarin tetiba kirim wa tentang masker lumpur, kirain bercandaan seperti biasanya saat tidak ada bahan pembicaraan di wa kami berkiriman cerita candaan.
Ah sekali nya benar begitu pulang kantor , sekotak masker lumpur diangsurkannya.
"Terima kasih Bi.."
"Iya, sama-sama," sahutnya sambil berlalu ke agenda berikutnya malam tadi.
Siap...Bunda akan rutin bermaskeran biar wajah makin kinclong..☺☺☺
#harike3
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Sejak awal ketika suami dinas keluar kota tidak pernah membawa oleh-oleh khusus untukku seperti baju, tas atau sepatu. Kalau makanan biasalah. Khas suatu daerah yang dikunjungi, atau kalau dari Jakarta ibu mertua selalu menitipkan segepok coklat saat beliau masih tinggal disana.
Sementara tidak dengan anak-anak, terkadang Abinya membawakan tas, sepatu atau barang kebutuhan mereka lainnya.
"Maaf Bun, aku takut kalau tidak cocok, entah itu ukuran, warna atau model juga harga yang kamu nantinya tidak berkenan," akunya suatu waktu sebagai penjelasan .
"Oh iya sih Bi, bener banget, mending Abi kasih mentahnya aja deh biar Bunda beli sendiri."
Perempuan mana sih yang tak bahagia ketika suaminya memberi surprise entah itu apa...tapi bagiku untuk barang berupa baju, tas atau sepatu ada hal yg spesifik yang belum tentu aku suka dan cocok ketika diberi sebagai hadiah.
Perempuan kan unik...warna cocok tapi ada model lain yang hanya selisih hiasan kecil saja sudah beda rasanya.
Pernah sih suami membelikan baju dan jilbab..ada yang cocok dan suka, ada juga yang cocok tapi tak suka.....☺☺ meski sudah berupaya sedemikian rupa membeli yang warnanya sesuai kesukaan si istri. Kalau sudah begini, tetep dipakai untuk menyenangkan sang pemberi.
Bukan....,bukan juga ukuran kedalaman pengenalan suami ke istri.
Ini hanya selera yang belum tentu mudah memahaminya.
Hanya ketika di komunikasi kan sejak awal akan tetap menjadi hal yang indah meski suami datang dari bepergian dengan tangan kosong.
Tapi tidak untuk hal-hal yang lain, seperti makanan misalnya Terkadang baru terlintas dipikiran saja , sepulang kantor dibawakan.
Atau jika ada teman kantornya jualan, ada saja mulai dari sprei, roll on dan sebagainya.
Seperti kemarin tetiba kirim wa tentang masker lumpur, kirain bercandaan seperti biasanya saat tidak ada bahan pembicaraan di wa kami berkiriman cerita candaan.
Ah sekali nya benar begitu pulang kantor , sekotak masker lumpur diangsurkannya.
"Terima kasih Bi.."
"Iya, sama-sama," sahutnya sambil berlalu ke agenda berikutnya malam tadi.
Siap...Bunda akan rutin bermaskeran biar wajah makin kinclong..☺☺☺
#harike3
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar