Langsung ke konten utama

My Buddy


Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di journal ke 8 kelas ulat -ulat Bunda cekatan. Games di pekan ke 8 ini adalah mencari Buddy.
Awalnya bingung, apa sih buddy. Langsung browsing dan menemukan bahwa buddy itu adalah teman baik. Dengan buddy ini nanti akan menjadi buddy system yai
tu teman yang baik yang saling mendukung dan bekerja sama dalam belajar.
Buddy sistem juga memperjelas bahwa kita tidak dapat berjalan sendiri, belajar sendiri, sebagai makhluk sosial kita membutuhkan teman yang saling mendukung dalam mengerjakan  proyek kita.

Proses perjalanan mendapatkan buddy ini, Alhamdulillah cukup mudah. Karena begitu kelas dimulai, langsung terbayang sebuah nama. Dan di tengah-tengah kelas, langsung melamar buddy dengan jalur pribadi whatsapp dan messeger.

Sempat menunggu beberapa saat hingga kelas berakhir mungkin calon buddyku terlambat masuk kelas. Sembari menunggu, menyapa teman-teman yang lain, yang berpotensi jadi buddy. Alhamdulillah akhirnya calon buddyku membalas dan menerima lamaran. Seneng banget.
Sekilas tentang buddyku (sumber : pribadi) 

Buddyku adalah teman lama sejak matrikulasi dulu bahkan dia adalah ketua kelas berturut-turut mulai dari kelas matrikulasi hingga bunda sayang. Buddyku adalah ketua kelas yang sangat bertangung jawab serta disiplin. Tapi bukan itu dasar memilihnya sebagai buddy. Chemistry di antara kami yang mendasariku memilihnya sebagai buddy. Bahkan dalam dunia nyata kita sudah beberapa kali bertatap muka, saling bercerita secara lebih dalam. Silaturahmi secara online juga tetap kami lakukan karena jarak yang tak memungkinkan sering bertemu muka.
Mind mapping buddyku dan keranjang makanannya 

Karena buddyku ini punya kegiatan yang lumayan banyak, sibuk tapi menagement waktunya sudah bagus. Tak lama setelah menjadi buddy kita langsung saling mengalirkan rasa proses menjadi ulat dari berbagi mind mapping, keranjang makanan, hadiah, dan potluck.
Hari Jum'at lalu, tuntas sudah aliran rasa dan berusaha saling memahami serta mencari solusi masalah dan mencari bekal buat perjalanan ulat menjadi kepompong pekan depan.

Hari Senin pagi, buddyku sudah selesai menyusun aliran rasa dan bekal buatku dan lansung dikirim padaku. Wow suka banget. Semua yang kubutuhkan ada di bekalku. Suka ria aku menerima bekalnya. Semua bekal persis ada di mind mappingku bahkan buddyku melengkapi makanan yang belum sempat kudapatkan.

Ramuan bekal buat buddyku

Maka, akupun harus segera menyelesaikan meramu bekal untuknya. Senin malam, bekal buat buddyku selesai dan sudah kukirim padanya. Semoga buddyku suka.
Alhamdulillah, buddyku suka dan akupun senang. Kini saatnya mengumpulkan jurnal. Terima kasih banyak buddyku, buddy system kita luar biasa.


Tentang buddyku

https://docs.google.com/document/d/18ZqoEhrIypQdur55OxJXdGdwMWPt9SikxUmrXtZSI9k/edit?usp=drivesdk

Bekal dari buddyku 
https://drive.google.com/folderview?id=1jVc2BTFajyKaPgb9NP1V8Ff0XVfeoPi5

Keranjang bekal untuk buddyku
https://drive.google.com/folderview?id=1-UbfHrWuxnS0JuJ_aAkYZ_KKFrH2JMkO


#janganlupabahagia
#jurnalminggu3
#materi3
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...