Langsung ke konten utama

Berjalan dengan rencana dan evaluasi

NICE HOMEWORK#2 : CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONAL PEREMPUAN
           
Akhirnya ketemu lagi dengan NHW 2 yang istimewa ini dan lebih istimewa lagi karena harus dikerjakan saat menjelang dan di awal bulan penuh berkah ini, Ramadhan.

Dan, sangat pas jika dikatakan NHW 2 ini adalah representasi awal keprofesionalan kita sebagai Ibu. Mengapa...? Ya karena pas banget, saat kita berkomitmen untuk belajar menjadi Ibu profesional kita langsung dihadapkan pada persiapan bulan Ramadhan, dengan segala pernak-perniknya,  saat waktu sangat berharga untuk ibadah – ibadah kita, disisi lain harus tetap belajar dan mengerjakan tugas kita ini sesuai waktu yang sudah kita sepakati.

Management waktu kita benar-benar teruji.

Saya agak kedodoran rupanya, persiapan Ramadhan yang mepet banget waktunya hingga beberapa hari sebelum Ramadhan masih beres-beres rumah, bebersih dan mengumpulkan barang-barang yang selama ini tertimbun tak pernah terpakai. Bermaksud fungsional dan effisien, hanya menyisakan barang yang kami butuhkan saja serta bertepatan moment yang pas, penggalangan dana untuk pembangunan masjid dan rumah tahfidz impian kami, beberapa hari terpakai untuk ini.

Dan, ketika Ramadhan itu tiba.

Proyek baru kami, mempersiapkan ta’jil untuk masjid di komplek tempat tinggal kami. Seseatu yang rutin sebenarnya. Biasanya kami cukup  membayar orang yang siap menyediakannya kue berbuka puasa. Tapi kali ini sengaja kami membuatnya sendiri, agar anggarannya bisa diminimalisir dan sisanya bisa buat infaq pembangunan masjid.
Maka NHW inipun dikerjakan pada waktu yang mendekati akhir. Sambil menunggu jawaban suami atas apa yang diharapkan dari istrinya ini.

Semoga bukan sekedar alasan yah....

Oke, sekarang fokus ke NHW 2.

Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan
Salah satu hal yang saya syukuri dalam hidup ini adalah terlahir dalam aqidah Islam, karena Islam memberi panduan yang sangat jelas dan spesifik bagi perempuan. Islam datang untuk melakukan pemberdayaan terhadap potensi kebaikan perempuan. Jadi Profesionalime perempuan juga tuntunan syariah lho....

Fitrah perempuan harus diberdayakan untuk menjadi salah satu pondasi kehidupan. Maka, kebaikan seorang perempuan menjadi indikator kebaikan suatu kaum, masyarakat dan bangsa.
Dalam salah satu materi Tarbiyah yang pernah saya ikuti dulu sebelum menikah, yang diambil dari buku keakhwatan 1)* Seorang muslimah mempunyai kewajiban antara lain :
1.      Terhadap Tuhannya
2.      Terhadap dirinya
3.      Terhadap orang tuanya
4.      Terhadap anak- anaknya
5.      Terhadap suaminya
6.      Terhadap masyarakat
Maka ketikapun kita harus membuat checklist, melaksanakan kewajiban ini adalah hal yang lebih diutamakan, meski porsinya disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Ketika sudah menikah tentu berbeda dengan saat kita belum menikah, ketika sudah hadir anak, tentu berbeda dengan sebelum punya anak. 
Tentunya kewajiban sebagai hamba Tuhan tetap yang paling utama, karena kekuatan kita melaksanakan kewajiban pada yang lain tergantung kekuatan hubungan kita dengan Allah. Semakin banyak yang harus kita tunaikan dalam kewajiban kita semakin kuat harusnya hubungan kita dengan Allah. Bukan beban yang kita mintakan untuk dikurangi tapi punggung kita dikuatkan untuk menanggung beban itu dan itu hanya kita dapatkan ketika semakin dekat dengan Allah.


Menurut Syaikh Hasan Al Banna, kepribadian Islam meliputi sepuluh aspek. Dan ini yang kami coba terapkan selama ini, serta ada evaluasi rutin sehingga dapat dilihat hasilnya. Meski indikator dihadapan manusia bukan penentu keberhasilan. Dan kepada Allah tempat segala sesuatu dikembalikan. Hanya Allah yang menilai.
1.      Salim Al Aqidah ( Aqidah yang bersih)
2.      Shahih Ibadah ( Ibadah yang benar)
3.      Matin Al Khuluq (Kukuhnya Akhlaq)
4.      Qadir’ Ala Al Kasb ( Mampu mencari penghidupan, penghasilan sendiri meski kecil)
5.      Mutsaqof Al Fikr ( Berwawasan luas, tidak berhenti belajar)
6.      Qawiy Al Jism ( Kuat Fisiknya)
7.      Mujahid linafsih ( Mampu memerangi hawa nafsunya sendiri)
8.      Munazham fi Syu”unih ( Teratur urusannya )
9.      Haris ‘ala Waqtih ( Memperhatikan waktunya)

10.  Nafi’ li Ghairih ( Bermanfaat Bagi Orang Lain)



Oke.. inilah daftar yang ingin dilaksanakan kedepan.
1.     Sebagai Individu
Masih banyak PRnya. Tahsin Qur’an salah satunya, beberapa kali berhenti ditengah jalan dan  mulai berazzam lagi untuk melanjutkan. Menyelesaikan hafalan jus 30.. aih juz 30 aja belum kelar...malu sama anak yang sudah hampir selesai tahfidznya. Baca buku juga masih jadi PR karena beberapa buku malah masih terbungkus plastik. PR besarnya lagi adalah mengatur waktu.
2.     Sebagai Istri
Ini nih yang membutuhkan waktu lama, sudah ngerayu-rayu dari jauh hari apa yang diharapkan dari istrinya sambil berharap-harap cemas barangkali ada harapannya yang belum mampu kutunaikan atau apa yang selama ini masih belum berkenan baginya. Alhamdulillah, suami termasuk orang yang easy going untuk urusan pekerjaan rumah. Beliau tak segan membantu mengurus anak dan turun sendiri ke dapur. Juga tidak mengharuskan masak sendiri. Begitu juga kondisi rumah, tak harus kinclong dan teratur rapi. Istri dan anak yang rajin beribadah sudah menjadi penyejuk hatinya. Jadi harapannya bukan Istri yang sedap dan cantik dengan make up, atau mengenakan baju tertentu, cukup rajinlah beribadah, perbaiki bacaan Qur’anmu dan mulailah menghafal Qur’anmu. Harapan kami, kita tidak sekedar suami – istri di dunia tapi sampai ke kelak surga.
3.     Sebagai Ibu
Nah ini, anak-anak kompak...Bunda sudah baik, sering buatin kita masakan yang kita suka...kayak Pizza, Spagetti dan masakan yang lain. Bunda juga sayang sama anak-anaknya.
Cuma......
Jangan marah-marah ya
Jangan cerewet ya..................
Meski berulang kali, sounding ke anak-anak bahwa saat itu bunda tidak marah, hanya memberi tahu. Akhirnya merekapun punya keinginan, “ngasih tahunya jangan yg seperti itu dong Bun, kayak orang marah gitu.”



 
       Referensi :
1.      Cahyadi Takariawan, dkk. Seri Materi Tarbiyah: Keakhwatan 1. Intermedia. 2005. Hal: 41 









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit

Zona Agility

Sebenarnya materi ini sudah ada sejak sebelum liburan akhir tahun, dan saat itu ketika sesi materi dengan founding mother rasanya semangat yang semula hampir padam, kurang fokus karena karena masih sibuk dengan kelas yang lain serta kondisi rumah yang belum stabil dan ada beberapa masalah yang harus dihadapi langsung menyala lagi.  Liburan ini aku akan tetap konsentrasi dan menyelesaikan project passion, tekadku waktu itu. Namun kembali lagi, tekad yang sudah bulat waktu itu kembali kendor karena masih terdistraksi dengan berbagai masalah di rumah.  Kondisi co hausing juga lagi menghadapi beberapa masalah, salah satu tetangga mendapat ujian, covid19 dan saat ini sedang pemulihan kesehatan.  Padahal materi kali ini sebenarnya pas banget buat yang fokusnya terbagi kayak aku ini. Zona Agility. Menurut brainly.id  Kelincahan (Agility)  adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi