Langsung ke konten utama

Nice Homework#1: Jurusan Yang Kupilih

Nice Homework#1 : Adab Menuntut Ilmu

JURUSAN YANG KUPILIH




Sebab Allah akan melebihkan orang-orang mukmin dan orang-orang diberi ilmu diantara kalian beberapa derajat. Allah mengetahui semua perbuatan kalian (QS: Al Mujaadilah : 11)
Ayat diatas adalah salah satu sumber kekuatan terbesar untuk senantiasa mencari ilmu, motivasi bahwa tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu.
Tidak bisa diingkari bahwa, setiap membaca pendaftran program matrikulasi Institut Ibu Profesional ada rasa ingin yang teramat sangat, namun rasa minder menepis keinginan itu.
Ah, buat apa...toh sudah kesekian jadi Ibu
Anak-anak sudah beranjak dewasa satu persatu

Maka, beberapa kali informasi pendaftaran itu mampir  di diding facebook terlewat begitu saja.batch 2, sekedar dibaca. Batch 3 sempat ingin mendaftar tapi pas waktunya sudah habis. Batch 4 di japri teman tapi dianggurin gitu saja...sampai dimasa waktu pendaftaran tinggal 2 hari.

Sebuah kesadaran seketika menyentuh, berkacalah...Ibu seperti apa kamu saat ini...? Guru seperti apa kamu selama ini...? Manusia seperti apa kamu selama ini...?
Merasa sempurna dalam ketidaksempuraan adalah kesombongan.
Bergegas, membuka link pendaftaran Program matrikulasi IIP batch 4 yang belum terhapus di kontak whatsApp  dan langsung mengisinya. Yes...aku mau belajar lagi, Allah sudah sediakan sarana di depan mata untuk mencari ilmu agar ditinggikan derajatmu, jangan dilewatkan lagi.
Dan hadirlah aku disini, dikelas luar biasa bersama teman-teman yang luar biasa. Masih muda dengan semangat menjadi Ibu profesional. Bersiap disini, duduk manis dibangku depan agar tak kalah dengan yang muda, mendengarkan materi Adab Menuntut Ilmu yang akan menjadi bekal pembelajaran selajutnya.

Kutapakkan langkah di gerbang Universitas Kehidupan dengan jurusan-jurusan yang luar biasa dan sangat menarik, sampai harus menahan nafas karena ingin bisa masuk beberapa jurusan sekaligus.
Tiada kata lain selain “SEMANGAT”........ untuk melecut diri,  meski baru NHW pertama saja sudah harus berlomba dengan waktu.... Harus menekan tombol OFF pada alasan klasik “ banyak kesibukan, banyak amanah, banyak prioritas”.

Maka, beberapa bulan lagi ketika si gadis pertamaku menyelesaikan Program Matrikulasi di tingkat pertamanya pada sebuah Kampus, Bundanya pun InsyaAllah lulus dari Program Matrikulasi di Kampus Kehidupan.


1.      Bunda Pendidik
Awalnya ketika ditanya jurusan apa yang ingin ditekuni? Tak ayal kebingungan melanda. Jurusan apa ya....? Kalau di kampus pada umumnya sih jelas,kan sudah ada daftar program studi. Setelah membaca berulang dan merenung justru banyak yang di pengen. Hingga akhirnya mengerucut jadi satu meski masih terkesan sangat luas dan belum spesifik banget.

2.      Alasan terkuatnya,
Menguatkan lagi sebuah potensi yang dulu sempat terabaikan. Seorang anak yang lebih dahulu sekolah dibanding teman-teman seusianya kemudian di sore harinya mengumpulkan teman-teman disekitar rumah dan mengajari mereka apa saja yang didapat dari sekolah atau hasil membaca buku, kemudian sang Ibu mengharapkan kelak anakanya akan menjadi guru. Namun si anak mengingkarinya dan ternyata takdir ketika dia dewasa, menemukan sekolah yang minim guru dan anak tersebut merasa “AHA” inilah yang diharapkan, melakukan sesuatu karena aku dibutuhkan.
Dan jadilah dia seorang Guru di sekolah tersebut sampai dengan sekarang, beberapa kali ingin berhenti, apalagi ketika bungsunya tidak mau sekolah dan meminta sekolah di rumah. Namun ketika sang suami yang selalu melihat binar matanya ketika menceritakan aktiftas mengajarnya berucap,” Lanjutkan, jika mendidik itu membuatmu bahagia.”

Bahagia menjadi pendidik. Pernah bermimpi mempunyai sekolah dan Alhamdulillah ketika kita siap maka peluang itu akan datang, bersama beberapa teman suami mendirikan Yayasan Pendidikan yang menaungi sekolah formal dan lembaga tahfizh Al Qur’an, maka motivasi untuk menekuni bidang pendidikan semakin menguat. Bahagia semakin berlipat, menjadi teman diskusi suami dalam masalah pendidikan, memberi masukan kurikulum dan sistem pengajaran juga membina guru-guru yang mengajar di lembaga pendidikan kami.

3.      Strategi menuntut ilmu yang direncanakan di bidang tersebut
Sebagai ibu/ bunda : ini adalah bidang utama. Masih terus belajar parenting baik melalui buku, media online maupun seminar dan pelatihan. Alhamdulillah, tinggal di Balikpapan, akses keilmuan tidak terlalu sulit, para pakar parenting dengan mudah bisa didatangkan sehingga bisa belajar langsung dengan ahlinya.

Sebagai Guru : Masih terus belajar tentang pembelajaran yang baik, aktif berkomunikasi dan berkegiatan dengan guru bidang studi yang diampu. Berjejaring dengan para pendidik lain melalui media online, aktif dalam milis pendidikan dari beberapa tahun lalu yang dari milis ini bisa kenal dan diskusi dengan para pendidik seperti praktisi Home education, tallents mapping, aktifis literasi dan banyak lagi.

Sebagai Pembina : Meski persekolahan bukan jalur utama pendidikan tapi sampai hari ini masih menjadi pilihan. Jadi, kalau kita abai atau tak mau tahu maka bagaimana nasib anak yang orang tuanya masih belum mampu mendidik sendiri anaknya. Orang tua yang masih menitipkan anaknya di sekolah. Disini adalah sarana untuk menyadarkan guru dan orang tua tentang kurikulum yang sudah usang, evaluasi yang masih bertumpu pada angka, pencapaian yang abai terhadap akhlaq dan masih banyak lagi permasalahn pendidikan dewasa ini.

Bersama para guru lain, belajar tentang kurikulum, keunikan anak didik bahkan anak berkebutuhan khusus, karena sekolah kami sekolah inklusif.

4.      Terkait dalam adab menuntut ilmu
Menjadi orang yang memperhatikan adab, apalagi sebagai orang tua dan pendidik, harus terlebih dahulu menerapkan adab – adab , terutama adab dalam menuntut ilmu sehingga menjadi teladan bagi anak dan anak didik.

Selalu memelihara sikap, masih harus belajar, belum apa-apa sehingga siap mengosongkan gelas ketika akan memulai pembelajaran apa saja.

Mengedepankan kejujuran pada diri sendiri, mampu berkata tidak pada upaya ketidak jujuran. Memotivasi anak dan anak didik untuk mengunakan cara-cara yang mulia dalam menuntut ilmu.

Mampu menahan diri ditengah arus gempuran informasi, menyelidiki kevalidan informasi sehingga tidak menjadi penyebar berita bohong.
Menghargai ilmu dengan selalu menyertakan sumber darimana diperoleh ilmu tersebut.



 ---------------------------------------------------                                           
 *Tami, bunda 7 orang anak.





















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit

Zona Agility

Sebenarnya materi ini sudah ada sejak sebelum liburan akhir tahun, dan saat itu ketika sesi materi dengan founding mother rasanya semangat yang semula hampir padam, kurang fokus karena karena masih sibuk dengan kelas yang lain serta kondisi rumah yang belum stabil dan ada beberapa masalah yang harus dihadapi langsung menyala lagi.  Liburan ini aku akan tetap konsentrasi dan menyelesaikan project passion, tekadku waktu itu. Namun kembali lagi, tekad yang sudah bulat waktu itu kembali kendor karena masih terdistraksi dengan berbagai masalah di rumah.  Kondisi co hausing juga lagi menghadapi beberapa masalah, salah satu tetangga mendapat ujian, covid19 dan saat ini sedang pemulihan kesehatan.  Padahal materi kali ini sebenarnya pas banget buat yang fokusnya terbagi kayak aku ini. Zona Agility. Menurut brainly.id  Kelincahan (Agility)  adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi