Langsung ke konten utama

Game Level 3

Tara...
Game ke 3 di bulan ke 3 kelas bunda sayang ini memang penuh tantangan 
Dapat materi pas sedang mempersiapankan perlengkapan administrasi ibadah umroh buat ibunda tercinta , karena beliau tinggal di jawa ya mesti mengurus segala macam di sana. 
Dengan semangat birrul walidain, bismillah terbanglah saya ke Jawa Timur. Tantangan demi tantangan silih berganti dilalui. Mulai dari administrasi kependudukan yang salah dan harus bolak-balik kantor kecamatan dan kantor catatan sipil yang memakan waktu tidak sedikit. 
Eeit...jadi curcol
Baiklah ntar akan ditulis di sesi tersendiri di blog ini. 
Yang bisa diambil pelajaran adalah, rasa syukur yang teramat dalam mendapat pendidikan dari Bapak untuk menjadi orang yang pantang menyerah sehingga mampu melewati semua ini dengan baik.

Dengan pikiran  dan tenaga yang tercurah untuk urusan ini, sambil menyimak materi di bulan ke 3 ini membuat konsentrasi terpecah, ini materi yang sulit buatku memahaminya, belum lagi jauh dari suami dan anak-anak sehingga baru bisa mengerjakan tantangan sepulang dari perjalanan panjang hampir 3 pekan di berbagai kota di Jawa.

Proyek keluarga kami pada game 3 ini setelah berdiskusi dengan suami dan anak - anak adalah "menulis di buku harian"
Targetnya sebenarnya si mbak untuk membuatnya mampu mengeluarkan emosinya. Tapi si adek ikutan juga. Dan karena dia yang ada di rumah maka untuk game ke 3 ini yang menjadi patner proyek adalah si Bungsu (7 tahun).

Sebenarnya anak ini sudah lama ingin memelihara hewan. Proyek yang diusulkan nya adalah memelihara kelinci. Tapi karena bundanya riweh banget masih belum bisa menyetujui proposal pemeliharaan kelinci. 
Jadi untuk tantangan di pekan pertama ini adalah :

Nama Proyek : Menulis Di Buku Harian

Gagasan :
Banyak hal yang tidak bisa langsung diketahui dari perasaan anak. Meski komunikasi sudah dilakukan. Terkadang anak menyimpan hal-hal tertentu dan tidak mau diungkapkannya langsung pada orang tua.
Dengan menuliskannya maka anak bisa menuangkan emosinya.
Kecerdasan yang terasah dari proyek ini:
1. AQ, anak akan berusaha untuk menerima tantangan menulis dan konsisten dengan usahanya
2. EQ, mendefinisikan perasaan apakah seneng, sedih, sebel, marah dan terluka
3. IQ, melatih kemampuan berbahasa, menuangkan gagasan dan kemampuan menulis.

Pelaksanaan:
Karena sejak tgl. 4 Januari Bunda ke Jawa sehingga tidak bisa mendampingi anak melaksanakan proyek ini. Ada Abinya sebenarnya dan sudah berjalan sejak hari dimana dia dibelikan buku harian yaitu tgl 3 Januari.
Tapi pengamatan dan dokumentasi baru bisa dilaksanakan sejak Bunda pulang dari Jawa yaitu tgl. 9 Januari 2018 serta mulai dibuat laporan di tgl 10 Januari 2018

Hasil pengamatan :
1. Hari pertama ( 10 Januari 2018)
Menulis merupakan hal yang disukainya sejak dulu meski hanya beberapa kata atau kalimat.
Setiap moment tertentu seperti ulang tahun kakak-kakaknya, hari ayah atau hari ibu menjadi moment menuliskan ucapan selamat dan harapan.
Begitupun saat kangen ketika berjauhan dengan Bunda atau Abi  ketika kami ke luar kota. 

Ketika kami sepakat untuk membuat proyek ini, keesokan harinya langsung meminta ke toko buku untuk membeli buku harian.


Malamnya satu tulisan telah disiapkan.
Tidak panjang , tapi cukup mewakili perasaannya. 

"Aku mau menulis tentang temanku," katanya.
"Nanti kalau sudah selesai Bunda boleh baca kok."

"Namanya buku harian itu ya tidak boleh dibaca orang lain Dek, " sahut kakaknya

"Kalau buat orang tua ya boleh saja," katanya.

Dalam hati Bunda bersorak riang.
Maka, setiap selesai menulis dimintanya Bunda membaca.

Tulisan pertamanya tentang ketidaksukaan pada teman sekelasnya. Tidak dijelaskan apa alasannya.
Biarlah itu menjadi rahasianya.
Tak semua orang harus dia suka.

#tantangan_hari_ke 1
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Tim Rubi Digi Menetapkan Tujuan Dengan SMART

Assalamu’alaikum bunda pembelajar! Pernah keluar rumah, terus jalan tanpa tujuan? Pasti kita merasakan nothing kan ya. Segala sesuatu akan lebih terukur dan bermakna jika kita menetapkan tujuan sebelum memulainya. Dengan membuat tujuan kita akan mengetahui arah yang akan kita tuju, jalan yang hendak kita tempuh, cara mencapainya, bahkan bisa mengevaluasi apakah jalan kita sudah benar atau malah melenceng dari tujuan yang kita buat. Alasan Pentingnya Menetapkan Tujuan Setiap lembaga atau organisasi butuh perencanaan yang matang agar berjalan dengan baik. Ibarat membawa bahtera untuk mengarungi samudra luas, pasti bukan sekedar berlayar tanpa arah. Harus ada tempat yang akan dituju. Bagaimana bahtera bisa berlayar jika tak jelas arahnya kemana? Jangan bilang sekedar ikut arus, karena bahtera bisa karam di tengah perjalanan. Ciri sebuah organisasi atau tim yang memiliki tujuan: Mereka memiliki keyakinan akan tujuan hidup dalam hal ini tujuan agar tim bisa terus bergerak maju Memiliki pere

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit