Langsung ke konten utama

Pekan ke dua


Assement Your Skill Level

Sejak belajar di kelas bunda cekatan yang selalu penuh kejutan karena nggak bisa ditebak tugas atau tantangan selajutnya seperti apa meski sudah ada panduan kurikulum atau petunjuk level demi level namun masih saja speechless ketika tugas itu tiba. 
Salah satu contoh saat level ulat, mencari makanan (ilmu) , terbayang kita belajar mencari ilmu sesuai mind maaping selama tahap itu. Langsung deh kesana kemari belajar sesuai mind maaping, ternyata permainan berikutnya beda dan semakin seru. 

Pun di program mentorship ini, terbayang setelah mendapat mentor dan mentee langsung action dengan program pementoringan, bahkan kaget dan merasa minder ternyata di pekan pertama ada yang sudah membuat jadwal mentoring tiap pekan lengkap praktek ketrampilan dan sebagainya. 

Aku sih pilih menunggu materi pekanan dan diskusi yang biasa bu. Septi lakukan. Nah kan bener saja, ada tahapan yang beda. Benar kata bu. Septi "Jangan mengegas, kita kan akan maraton bukan sprinter".
Santai tapi serius, ikuti alur dan tahapannya. Yang diharapkan kan bukan terampil bebikinan ini itu, tapi proses terbentuknya kerangka berpikir yang benar. 
Kalau sekedar bisa bikin-bikin gitu, banyak sarananya. 
Yuhuiiiiii suka banget deh. 

Nah pada pekan ke dua ini kita dilatih untuk asesement your skill level, atau latihan menilai diri sendiri sejauh mana tingkat keahlian kita. Tuh kan unik. Mentor maupun mentee menilai diri sendiri. 
Bagaimana tahapannya. 
Pertama :
Sebagai mentee, kita menelisik diri sendiri apakah ketrampilan yang ingin kita latih ini baru atau sudah lama, seberapa tinggi level ketrampilan yang kita miliki ini, apakah ingin meningkatkannya, apakah ingin melatih ketrampilan baru? 
Dan kita akan langsung sadar diri dimana posisi kita. Kalau nggak sadar rugi, itu artinya menipu diri sendiri. 
Kedua :
Membuat visualisai diri kita dan ketrampilan kita bebas dengan plaform apa saja. Aku buat vidio sih. 
Ketiga :
Melakukan pertemuan langsung secara virtual bisa dengan go live, vidio call via WA atau masseger dengan mentor kita

Tentang diri

Hari pertama setelah diskusi sebagai mentee yang baik (cieeee.... Langsung deh action menilai diri sendiri. 


Kemudian membuat gambaran profil kita dan hari selanjutnya vidio call
Wuaaa ini yang seru, ketemu dan berbincang untuk pertama kali via VC setelah sepekan hanya chating. Ada rasa deg-degan, penasaran hingga ambyar. Apa yang dirancang mau diomongin ilang. Jadinya ngobrol suka-suka aja, saling say hello. 

Selanjutnya sebagai mentor. Huuu ini rada berasa punya tangung jawab gitu. Apalagi 17 tahu sebagai guru, harus benar-benar bisa memposisikan diri untuk tidak mengurui, tapi sebagai teman belajar. 
Punya tiga mentee dan berharap bisa menjadi mentor secara  personal, maka programnya pun satu persatu. Responnya juga beda-beda. Ada yang aktif banget pengen segera belajar, ada yang sedang dan ada yang slowly meski masih tetap on time
But I love my mentee. 


Hari pertama meminta mereka untuk asesement her skill. Alhamdulillah respon positif. Hari ke dua semua sudah melakukan assement. Lanjut janjian vc. 
Meski nggak wajib, sebagai mentor pun aku membuat asssment. 



Dan hari ke tiga langsung vc sesuai janji meski gagap waktu, maklum kami semua memiliki perbedaan waktu, ada yang satu jam bahkan ada yang lima jam. 
Bekasi - Trenggalek - Jeddah. Jadwal ngobrol yang 10 menitan agar molor dikit saking serunya. Berasa akrab banget kayak adik-adik sendiri *apasih....mereka masih muda-muda kali, kayak ibu dengan anak tepatnya. 
E tapi, giliran mentee terakhir, batre habis dan masuk waktu ashar. Saatnya bersiap hidangan bulan puasa. Vc hari itupun tertunda dan kami janjian lagi. 

Terlepas segala kendala, pekan ke dua ini berjalan lancar. 
Terima kasih mentor dan mentee ku
Selamat berlibur, Selamat menjalani 10 etape terakhir ramadaan. Mohon maaf lahir dan batin. Sampai ketemu lagi setelah lebaran nanti. 

#jurnalke2
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...