Langsung ke konten utama

Review Jurnal Mendalami Akar Masalah


Assalamu'alaikum Bunda Pembelajar.

Saatnya melakukannya review jurnal. Kali ini adalah jurnal menggali akar masalah sehingga lebih dalam lagi dan menemukan problem statement tim.Nah pada review kali ini pengumuman buddy disampaikan setelah penutupan questival kemerdekaan. Disaat perasaan kita masih tumpah ruah pada kemeriahan questival dan pengumuman pemenang. Terlebih timku menjadi pemenang pada salah satu tantangan, bahagia banget.

Saatnya bertemu dengan buddy


Nuansa kebahagiaan masih belum hilang, diskusi di tim masih saja ramai. Tak lupa kami harus segera membuka link buddy agar tahu siapakan pasangan review kali ini. Setelah menelusuri satu per satu nama, lho kok buddyku sama dengan review yang pertama. Kuambil kaca mata menyakinkan, sama saja. Pasanganku adalah buddy pertamaku.

Besoknya balik lagi buka link, tetap saja tak berubah. Lalu sebuah pesan masuk dalam kontak WA yang menyatakan kalau mbak ini adalah pasangan buddyku. Sebentar, aku mencari link buddy di Facebook group dan ternyata benar, mbak Sanni Merdekawati adalah buddyku yang baru.

Alhamdulillah senang sekali dengan silaturahmi ini. Karena dengan buddy kali ini sudah kenal nama sebelumnya secara online di media sosial. Bahkan beberapa kali saling komen status. Teman satu angkatan sejak di kelas Bunda Cekatan. Dari postingannya di media sosial, aku tahu mbak Sanni adalah seorang pendidik tepatnya guru matematika.

Review Jurnal Tim Media Belajar


Sebuah blog langsung dikirimkan oleh mbak Sanni ketika saya meminta jurnal yang akan di review demikian pula sebaliknya. Beberapa hal yang belum jelas kami diskusikan sehingga bisa memberi masukan apa yang dibutuhkan untuk melengkapi jurnal kali ini.

Memahami dan mengambil hikmah dari jurnal


Setelah membaca jurnal beberapa kali, saya berusaha untuk memahaminya. Dengan latar belakang guru matematika, buddyku kali ini punya semangat yang besar untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan. Beliau konsen dengan pembuatan media belajar yang baik, berkualitas namun tetap murah. Terlebih pada masa pandemi seperti sekarang ini, media pembelajaran menjadi suatu kebutuhan karena sistem pembelajaran saat ini hanya bisa dilakukan secara daring. Media pembelajaran yang menarik, interaktif dan sesuai dengan gaya belajar masing-masing anak tentu luar biasa.

Dalam hal ini langkah yang sudah dilakukan mbak Sanni adalah membentuk tim yang tanggung. Dengan struktur tim saat ini, ada guru, ahli dan kreator saya yakin sekali cita-cita besar ini akan terwujud.

Hikmah yang bisa saya ambil adalah sebuah gerakan yang luar biasa didasarkan pada kepedulian yang tinggi dalam dunia pendidikan. Mbak Sanni dan tim akan mewarnai dunia pendidikan agar berkualitas namun tetap terjangkau.

Memberi masukan


Saat membaca jurnal, awalnya saya mencari-cari dimana problem statement tim ini. Begitu mendapat akses ke google dokumen baru saya menemukannya.

Dari pertanyaan dan jawaban "Why" saya mencoba menyimpulkan bahwa problem statement tim adalah masalah media pelajaran yang belum memadai dan terjangkau.

Semoga saya nggak salah, karena kalimat yang menyatakan problem statement tim secara spesifik tidak saya temukan.

Langkah - langkah dalam memperdalam akar masalah yang sudah dilakukan oleh tim antara lain:


Starbursting 
Teknik membuat pertanyaan untuk memperdalam akar permasalahan. 

Panduan sustainable development goals Indonesia 2030 di bidang pendidikan.

Saya belum menemukan langkah diskusi dengan tim dan analisis masalah dari perspektif yang berbeda serta tinjauan dari berbagai referensi.

Memberi apresiasi


Membaca jurnal ini saya menemukan sebuah tim yang keren banget. Baik itu anggota tim maupun masalah yang akan diselesaikan.

Tujuan dari tim ini sudah sangat jelas sekali sebagai panduan gerak kedepannya yaitu terciptanya guru yang inovatif dan kreatif.

Semoga cita-cita mulia ini segera terwujud dan lancar.

Demikian review yang aku sampaikan pada mbak Sanni, tak lupa aku memohon maaf jika ada salah dalam penyampaiannya atau kurang teliti dalam membaca jurnal dan mengali pertanyaan.

Review jurnal ku oleh Mbak Sanni


Sampai aku menulis jurnal review ini, aku belum mendapatkan hasil review jurnal oleh mbak Sanni. Berharap segera mendapatkannya agar bisa menuliskannya dalam jurnal ini. Karena jika ditunda, besok ada banyak kegiatan yang lain dan takut jadi menumpuk.

Kesimpulan


Mereview jurnal itu seru, jadi nambah wawasan tentang problem statement dan proses mendalami akar masalah. Tapi juga deg-degan karena sering kali buddy mengirimkan hasil review di akhir waktu sementara agenda kita berbeda. Aku bisanya menyampaikan batas waktu tapi tetap menyadari kesibukan masing - masing.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...