Langsung ke konten utama

Mereview Jurnal Membentuk Tim Yang Solid

Mereview jurnal dengan Eka Abdi


Assalamu'alaikum wr wb bunda pembelajar. 
Seperti biasa setelah jurnal kedua membentuk tim yang solid selesai, kini saatnya mereview jurnal. Bagusnya, dengan ini kita jadi tahu apa yang sudah baik dari jurnal kita, apa yang masih harus kita perbaiki dan saran-saran berharga lainnya. Jadi dalam membuat jurnal tidak sekedar menggugurkan kewajiban tapi juga sebagai panduan dalam setiap project kita ke depan. 

Proses Menemukan Buddy


Eka Abdi Negara, begitulah yang tertera pada link buddy. Seorang ibu rumah tangga berusia 33 tahun, masih jauh lebih muda dibanding saya. Selain itu ibu muda dari Cimahi Jawa Barat ini juga seorang mompreneur dengan usaha jual beli online. Terima kasih ya mbak sudah bersedia menjadi buddy dan kita akan mereview jurnal tentang membentuk tim yang solid. Sedikit cerita bagaimana kita bertemu ya, meski via online. 

Jadi malam setelah live dengan Bu. Septi, kahima kami di regional Samkabar:Samarinda- Mahakam Ulu- Kutai - Kutai Barat, langsung membagikan link buddy review. Meski sudah malam dan mata tinggal 5 watt langsung dong jalan ke link tersebut. Dengan semangat menyala meneliti satu persatu nama yang ada di daftar buddy. Sampai akhirnya menemukan namaku dan menyusuri sisi sebelah kanan. Aha ini dia buddyku… tertera sebuah nama, regional,no whatsapp dan link jurnalnya. Segera tangan ini mencatat nomor telepon dan membuka link jurnal yang ternyata sebuah blog. Setelah selesai membaca, baru deh bisa tidur. 

Besoknya mencoba menghubungi buddy namun lama nggak ada respon. Sampai sehari setelahnya di sore hari sebuah balasan masuk pada aplikasi warna hijau itu. Sebuah permintaan maaf bahwa yang bersangkutan bukan buddy ku. Wah salah orang berarti ini, padahal sudah merasa teliti banget, namun melihat deretan tulisan tanpa kacamata bagi orang yang sudah berusia itu diragukan kebenarannya. Tak lama setelah itu langsung dong menghubungi buddy yang sebenarnya. 

Diskusi tentang jurnal

Kami memiliki jurnal dengan problem statement yang berbeda, jika problem statementku tentang penggunaan gadget pada anak, mbak Eka sedang fokus pada management emosi. Tapi kami bersepakat untuk saling mereview dan memberikan masukan. Sayangnya sampai hari menjelang jadwalku menulis jurnal review, mbak Eka masih sibuk dan belum bisa memberikan hasil reviewnya. 

Reviewku pada jurnal mbak Eka

Salam kenal ya mbak. Meski sekilas setelah membaca jurnalnya mbak Eka Abdi Negari ini mengambil problem statement tentang Management Emosi. Masalah ini diangkat karena mbak Eka ingin bahagia baik di dunia maupun akhirat dengan regulasi emosi yang baik. Karena menurut mbak Eka, jika diri kita mampu memanage emosi dengan baik lalu bisa menjalani hidup dengan bahagia maka keluarga juga akan bahagia. 

Bagus banget deh masalah yang diangkat dan masalah ini sangat krusial banget. Banyak yang punya masalah seperti ini namun sedikit yang menyadari dan berusaha mencari solusi. 

Mereview jurnal Eka


Yang sudah baik :
Masalah yang diangkat bisa jadi mewakili para ibu di luar sana yang punya masalah serupa namun bingung bagaimana solusinya. Susunan tim juga sudah memenuhi kebutuhan, Insya Allah menjadi tim yang solid. Soft skill dan hard skill yang yang dibutuhkan untuk sebuah tim dengan problem statement sudah sesuai. Ada terapis /healing juga. Begitu juga dengan role dan peran, semua sudah mengambil peran sesuai kebutuhan tim

Yang perlu diperbaiki :
Sebenarnya teknis ya, karena storyboardnya kurang jelas jadi tidak bisa terbaca dengan baik. Sementara teks pendukungnya dalam jurnal juga terbatas. Sementara untuk hal yang terkait dengan pembentukan tim yang solid, sudah sesuai. 

Peluang ke depan:
Jika semua anggota tim punya komitmen yang baik terhadap tim, punya konsistensi maka project socialpreneur ini akan berjalan dengan baik dan menjadi besar sesuai mimpi yang dipatrikan. Saya yakin tim ini mampu menjadi solusi dari masalah yang ada dan dihadapi para ibu secara lebih luas lagi.

Feedback jurnal Eka


Demikian review yang bisa saya sampaikan. Jika ada kesalahan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga apa yang saya sampaikan bisa diterima dengan lapang dada dan menjadi pertimbangan selayaknya. Andai tidak berkenan juga tidak masalah. 

Penutup 

Komitmen pada sebuah kesepakatan itu harus dijaga karena bisa jadi orang lain menunggu komitmen kita. Dalam tugas ini kita tidak sendiri, jadi perlu mempertimbangkan kesibukan orang lain juga. Pada tugas mereview jurnal kali ini, tidak masalah sebenarnya jika buddy kita meminta waktu lebih dan buddy juga sudah memberi tahu alasannya. Saya pun harus sabar menunggu. Tapi saya pikir, saya tidak bisa menunda membuat jurnal selain agar lebih tepat waktu juga menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan semisal jaringan bermasalah atau ada sesuatu yang tiba-tiba urgen untuk dikerjakan. Jadi jurnal review kali ini cukup review saya untuk buddy. 



#review2
#jurnal
#ibupembaharu
#bundasaliha
#darirumahuntukdunia
#Hexagoncity
#InstitutIbuProfesional
#SemestaberkaryauntukIndonesia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...