Langsung ke konten utama
NICE HOME WORK #5

🌿Desain Pembelajaran

Ada berjuta rasa, diantaranya adalah rasa semakin belajar semakin merasa  banyak hal yang belum kita ketahui, semakin membuat kita kecil bukan apa-apa.

Namun satu hal yang jadi pegangan dalam mendidik anak adalah tidak mudah “Baper”... Heuh, di era ilmu parenting yang lagi marak, juga informasi yang luar biasa ini, apa pun dengan mudah kita serap dan ketika idealisme tak sesuai dengan realita lalu baper dan alih - alih mendidik dengan baik malah jadi menekan anak dengan sukses.

Seperti status fb mbak Yeti Widiati juga Pak Adriano Rusfi yang kucoba bahasakan dengan versiku :
 Saat melihat Musa hafidz Qur’an diusia belia, Ayo Nak...hafalan Qur’an biar seperti Musa
Melihat Izzan yang lulus SBNPTN diusia muda di Universitas keren ITB, Ayo Nak, belajar yang rajin biar masuk sekolah keren seperti Izzan
Ayo Nak, belajar menulis biar jadi penulis keren..
Ayo Nak….bla...bla...bla…
Kita orang tua, kemudian mengayal kapan anakku seperti itu.
Lalu si anak duduk dipojokan sambil bilang: “Aku mah apa….”

Maka, mengingat lagi pelajaran yang lalu : pendidikan berbasis fitrah membuat kita menyadari bahwa setiap anak itu unik dan spesial.
Berharap dan bercita sih manusiawi banget ketika dihadapan kita ada yang wow dan hebat
Tapi tetap kembalinya bahwa: penerimaan anak kita dengan segala potensinya menjadi dasar utama pengasuhan.
Belajar ilmu parenting oke banget tapi baper jangan.

Setiap diri yang sadar akan tujuan penciptaannya akan memiliki visi dan misi yang ketika berkeluarga menjadi visi dan misi keluarga.
Dari sini sudah terlihat bahwa keluarga itu spesifik dan unik, pun begitu juga dengan anak-anak yang terlahir dalam keluarga itu.

Karenannya untuk mewujudkan visi dan misi itu kita punya goal masing-masing yang belum tentu ada pada keluarga yang lain.
Dari sini lalu disusun desain pembelajaran dalam keluarga itu.

Apa itu desain pembelajaran ?
Bagi kita yang menjadi guru tidak asing lagi ya kan….
Versi bahasa saya nih, karena saya termasuk orang yang susah menghafal jadi kalau ada definisi tentang suatu hal tidak bisa menuliskannya sama persis alias plek...jadi ya pengertian versi saya.

Serangkaian rancangan yang akan digunakan untuk melakukan pembelajaran.

Kalau di sekolah dinamakan perangkat yang isinya luar biasa, mulai dari pembagian waktu, program tahunan, program semester, silabus, rpp, analisis-analisis, instrumen penilaian dan masih banyak lagi.

Di keluarga kami, perangkat pembelajarannya pasti tak setebal perangkat sekolah yang ku buat tiap semester itu.
Tapi tetap harus ada karena ini menjadi pedoman di setiap langkah kami.
Dan yang terpenting adalah pelaksanaannya.
Apatah arti sebuah rancangan tanpa dilaksanakan.
Rancangan Pembelajaran kami, secara garis besar. Dapat digunakan untuk seluruh anggota keluarga.


Secara umum seperti pada gambar diatas, jadi bisa digunakan untuk seluruh keluarga. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan usia.

Contoh : Untuk si adek yang baru 7 tahun.
1.Aqidah
Karena usia 0-7 tahun adalah masa memelihara fitra keimanan maka aqidah menjadi tema utama yaitu  Ma’rifatullah.
2. Akhlaq
Silaturahmi, mengenal orang lain dari segala jenis usia. Saudara, sahabat, teman Abi dan Bunda. Tetangga dan juga orang lain dengan berbagai profesi. Si anak suka ngikut kemana saja.
Dari silaturahmi ini dikenalkan adab-adab seperti adab bertamu, safar, ditempat umum dll.
3. Ibadah
Mengenalkan sholat, waktu-waktu sholat agar sholat tepat waktu dan berjama’an di masjid semampunya.
Melatih puasa, berinfaq belajar membaca Qur’an dan hafalan ringan.
Titik temannya mengenalkan, tanpa paksaan.
4. Pengetahuan
Mencintai ilmu dan bersemangat mencarinya.
Suka membaca buku
Menerapkan prinsip matematika dalam kehidupan sehari-hari
Teknisnya disesuaikan usia..
Detailnya tidak saya bahas disini karena akan panjang banget.
5. Keuangan
Mengenal uang, serta fungsinya.
Bagaimana menghemat, menabung dan berinvestasi.
Berinfaq
Kepemilikan
6. Sosial
Menumbuhkan empati
Mengendalikan emosi
Bergaul dengan orang lain.
7. Fisik
Mengenal makanan halal dan haram
Mengetahui makanan sehat dan yang berbahaya
Kegiatan olah raga masih seputar jalan kaki dan lari
Ke depan, berenang dan memanah

Demikian secara global, contoh rancangan pembelajaran di rumah kami.

Demikian juga bagi Bunda yang menetapkan jurusan pendidikan di universitas kehidupan ini.
Tentu memiliki rancangan pembelajaran sesuai dengan jurusan yang dipilih dan goal yang akan dicapai
Rancangan pembelajaran bunda

Demikian NHW 5 ini menurut yang saya pahami.
Selamat melanjutkan ibadah di bulan Ramadhan yang tinggal menghitung hari menuju akhir...semoga keberadaanya menjadi sarana Tarbiyah Dzatiyah yang menjadikan lulusannya menjadi pribadi yang bertaqwa di sepanjang bulan berikutnya hingga Ramadhan yang akan datang

Tarbiyah dari Allah yang full sebulan ini, menjadi sarana mengenal diri semakin dalam, menyadari potensi yang belum termanfaatkan dengan baik untuk dimaksimalkan demi meraih RidhoNYA.


-------------------
Masjid Baitul Khairat, rumah kedua.
Tengah malam di ihtikaf malam ke 24.
 Kebersamaan dengan anak-anak meski belum kumpul semua.
Abi kita, diskusi dengan anak-anak. Dua diantaranya anak tetangga. 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...