Langsung ke konten utama

Game Level 8 Hari ke 1

Aku Dan Uangku

Memulai setelah sekian waktu libur itu memang berat...kalau kamu kuat, aku enggak. Jadi ketika memulai kelas baru setelah libur Idul Fitri kemarin itu...rasanya lebih berat dibanding memulai saat awal kelas dulu.
Motivasinya harus kuat ini.
Alhamdulillah gamesnya menarik....apa sih yang nggak menarik games di kelas Bunda sayang ini....semua menarik.

Mendidik anak cerdas finansial sejak dini, pas banget nih...anak-anak lagi "kaya" sehabis lebaran ini. Maklum, tradisi berbagi di hari lebaran sudah sangat jamak sekali.
Jadi ingat kontroversi di media sosial kemarin tentang tradisi ini.
Kalau kami sih....memandang itu sebagai sarana keakraban antar keluarga. Toh saling membagi hadiah juga dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan catatan sih...
Sehari sebelum lebaran, sebelum acara silaturahmi dengan keluarga besar, Abi sebagai imam keluarga kami selalu mengingatkan.
1. Jaga adab di rumah orang meski itu kerabat sendiri
2. Jangan pernah meminta THR apalagi memaksa. Dikasih syukur, enggak juga jangan meminta
3. Kalaupun diberi, jangan lupa ucapkan terima kasih.

Bagaimana mengajarkan cerdas finasial pada anak kami ?
Sebagai keluarga besar dengan jumlah anak 7 orang dan penghasilan pas-pasan sebagai abdi negara , ada rambu-rambu pengelolaan keuangan keluarga kami.
Tagline kami adalah : Keluarga sederhana
Dengan rambu-rambu sebagai berikut:
1. Tidak meminta - minta
2. Tidak berlebihan terhadap sesuatu
Salah satunya barang bermerk
3. Setelah baliq, anak-anak bebas bertanggung jawab mengunakan uangnya.
Meski diberi kebebasan mereka masih minta izin
4. Sebelum baliq, dalam pengawasan orang tua dan harus izin
5. Membeli segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan manfaat yang luas.
6. Mempertimbangkan harga sesuai dengan kemampuan. Tidak boleh maksa/ ngoyo
Yang paling penting dari semua itu adalah teladan kami sebagai orang tua.

Langsung saja pada si bungsu (8 tahun) ya...sebagai partner di games kali ini. Sebenarnya dari games ke 1 sampai ke 8 ini ya dia saja sih patnernya..Karena yang masih selalu bersama Bunda sehingga mudah mengamatinya.

Sejak usia berapa mengenal uang..? Sekitar 2 tahunan. 
Sekedar tahu uang sebagai alat untuk membeli sesuatu. 
Usian 3-4 tahun masih sesekali meminta sesuatu dengan sedikit memaksa, misalnya main di arena permainan atau meminta mainan.
Kalau dibilang Bunda belum ada uang, dia jawab kan tinggal ambil di ATM.
Tapi perlahan akhirnya mengerti.
Sudah bisa diajak diskusi , dan belajar belanja dengan didampingi.
Mengenal konsep menabung dan berinfaq.

Aku dan uangku : adik saat 4 tahun mempunyai dua tempat uang. Yang recehan ditabung(celengan warna pink) yang di dompet uang kertas katanya sih buat infaq

Di Usia 5-6 tahun sudah mengelola uang sendiri, meski sambil belajar berhitung nilai mata uang. Mengenal investasi, karena uang yang dimilikinya sebagian kami investasikan dalam bentuk saham dan dia mulai bertanya - tanya tentang saham. Juga saat kami membeli tanah, dan mencatat uang anak-anak yang diinvestasikan dalam bentuk tanah tersebut.

Di Usia 7 tahun, sudah memahami apa itu modal, belajar berjualan, menghitung rugi dan laba dengan mengikuti marketday di sekolah. Membeli kebutuhannya seperti alat tulis, buku bacaan dan kadang membayar iuran kegiatan sekolah dengan uang sendiri. Sering kali kalau Bunda sedang tidak pegang uang, dia menawarkan " Pakai uangku saja Bun."

Nah di usia 8 tahun ini, masih seperti saat 7 tahun sih...tapi akan dicoba membuat rencana keuangan ke depan.
Hari pertama games, bunda belum sempat diskusi tentang keuangan. Beberapa saat setelah lebaran dan anak-anak menghitung "penghasilan" nya kemudian melaporkan ke Bunda dan Bunda mencatatnya.
Secara garis besar ada 3 alokasi dana
1. Tabungan/ Investasi
2. Kebutuhan mereka 
3. Infaq
Tabungan /Investasi yang pertama kami lakukan. R
Setelah berdiskusi, rencana investasi kali ini, adalah membeli emas karena saham fluktuasinya tidak menentu. Lagian Bunda masih juga nggak paham tentang saham ini dan Abi lagi sibuk persiapan mutasi.
Biasanya Abi sih yang memilih membeli saham apa dan berapanya.
Padahal Bunda pernah lho ikut pelatihan di IPOT , Adek ikut juga waktu itu diajak Bunda, tapi tetap saja Bunda nggak tertarik dan masih menyerahkan ke Abi lagi.
Ya sudah, beli emas saja..kalau ini Bunda sudah lumayan ngerti...ya iya lah nggak susah - sudah amat.
Pekan ini harga emas (24 k) per gram nya Rp. 624.000
Uang adik + 2 orang kakaknya cukup untuk membeli 1 gram emas.
Bunda yang mencatat berapa kontribusi masing-masing hingga nantinya modal mereka terpantau.
Kelak jika kami menjual kembali, presentase modal dibagi sesuai dengan besaran modal masing-masing ditambah keuntungan jika ada.

Selain investasi si adek juga menabung di Sekolah. Tapi sekolahnya lagi libur, jadi disisihkan saja uang yang akan ditabung saat masuk kelas nanti.
Eh tapi mulai tahun pembelajaran kali ini adik tidak sekolah lagi sih...karena akan homeschooling saja di tempat yang baru. 
Abi dapat mutasi tahun ini, jadi adik harus meninggalkan sekolah yang sekarang.
Semoga lancar ya....

#Tantangan10hari
#Level8
#KuliahBusayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari


#CerdasFinansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Tentang Rumah Bijak Digital

Tentang Tim Rumah Bijak Digital bisa disimak di link video berikut ini. Tentang Rumah Bijak Digital Semua kegiatan tim rumah bijak digital , terekam dalam catatan di website kami ini. Sepenggal Catatan Rubi Digi Ketika awal kuliah Bunda Saliha dimulai, tak terbayangkan bakal seperti apa nantinya. Meski kepingan puzzle perkuliahan sedikit tergambar, namun seperti apa gambar yang terukir dari susunan puzzle itu sama sekali tak terduga. Sampai akhirnya kini susunan puzzle itu mulai terlihat bentuknya. Mengawali masa perkuliahan Bunda Saliha ketika pandemi gelombang kedua dimulai. Tak luput, saya pun merasakan juga seperti apa ketika virus itu menghampiri keluarga kami. Berdua suami, beriringan melawan virus yang hingga kini belum juga hilang dari peredaran. Syukur, kami tak sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri saja di rumah. Masih bisa mengikuti materi kuliah Bunda Saliha meski dengan berbaring saja. Tak terasa enam bulan masa perkuliahan Bunda Saliha berlalu, tak mu

Tim Rubi Digi Menetapkan Tujuan Dengan SMART

Assalamu’alaikum bunda pembelajar! Pernah keluar rumah, terus jalan tanpa tujuan? Pasti kita merasakan nothing kan ya. Segala sesuatu akan lebih terukur dan bermakna jika kita menetapkan tujuan sebelum memulainya. Dengan membuat tujuan kita akan mengetahui arah yang akan kita tuju, jalan yang hendak kita tempuh, cara mencapainya, bahkan bisa mengevaluasi apakah jalan kita sudah benar atau malah melenceng dari tujuan yang kita buat. Alasan Pentingnya Menetapkan Tujuan Setiap lembaga atau organisasi butuh perencanaan yang matang agar berjalan dengan baik. Ibarat membawa bahtera untuk mengarungi samudra luas, pasti bukan sekedar berlayar tanpa arah. Harus ada tempat yang akan dituju. Bagaimana bahtera bisa berlayar jika tak jelas arahnya kemana? Jangan bilang sekedar ikut arus, karena bahtera bisa karam di tengah perjalanan. Ciri sebuah organisasi atau tim yang memiliki tujuan: Mereka memiliki keyakinan akan tujuan hidup dalam hal ini tujuan agar tim bisa terus bergerak maju Memiliki pere

Apresiasi Aksi Tim Rubi Digi

Apresiasi Aksi  Ibu pembelajar, setelah Kongres ibu pembaharu, maka sampailah pada materi yang ke 7 yaitu apresiasi aksi. Pada materi ini, dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh tim untuk mengevaluasi aksi yang berjalan selama milestone yang sudah disepakati.  Setiap kegiatan atau aksi, ketika kita mengharapkan adanya dampak yang terlihat maka harus ada apresiasi aksi yang tujuannya untuk melihat sejauh mana efektifitas aksi yang sudah kita lakukan juga apa manfaat yang bisa diambil oleh penerima manfaat. Komponen yang ada dalam apresiasi aksi Pertama, Impact : Impact adalah dampak dari aksi yang sudah kita lakukan pada penerima manfaat atau sosial masyarakat lebih luas.   Apa pentingnya analisa dampak sosial ini untuk aksi kita? Mengukur seberapa besar pengaruhnya pada diri sendiri, lingkungan terdekat dan lingkungan sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata Mengevaluasi kegiatan / aksi yang sudah dilakukan apakah sdh on track , apakah dampak aksi sesuai indikator yg dit