Langsung ke konten utama

Jurnak Pekan ke 4



Check In

Pekan ini di sela-sela program mentohship ternyata ada materi tentang check In. 
Check In.... Iya, langsung kan auto terbayang check in di hotel , *tertawa deh. 
Saat melihat iklannya, jadi bertanya apa maksudnya ya..? 

Lalu pada saat materi, wow jelas dan gamblang. 
Check in itu adalah kegiatan yang dilakukan di tengah - tengah program untuk mengetahui apakah program yang dijalankan masih dalam koridor yang benar atau jangan - jangan sudah mulai melenceng ini. 

Check in ini perlu karena proses bertemunya dua manusia itu unik, tidak standar dan kadang berkembang jauh melewati perkiraan. 
Ibarat pernikahan, ketika akad baru selesai dilakukan, jalannya masih normal. Nah suatu saat mulai ada masalah, mulai dari yang kecil-kecil dan remeh. Maka dibutuhkan check in agar masalah tidak berkembang menjadi lebih besar, prioritas tidak melenceng dan tidak kesasar terlampau jauh. 

Dalam mentoring pun, butuh proses ini, hingga kita tahu apakah pendampingan ini sudah semestinya. Apakah sudah menjadi prioritas dan fokus kita. Adakaah kendalanya selama ini, bagaimana memgatasi masalah. Apa solusi yang harus diambil dan banyak lagi. 
Nggak seru dan nggak bakalan jalan suatu program jika ternyata salah satu ada masalah, ada ganjalan dan kurang terbuka. 

Apa saja sih yang dilakukan pada waktu check in? 
Ada tiga tahapan check in
  1. Eksplorasi : Tahap ini kembali kita memperjelas maksud dan tujuan, apakah sudah sesuai, apa saja yang masih dibutuhkan dan bagaimana mengatur agenda
  2. Pemahaman Baru : Kita bisa menentukan ide baru, saran dan membagikan pengalaman serta umpan balik yang konstruktif. 
  3. Action Plan : Memeriksa lagi tindakan, mendorong cara berpikir serta membantu mengambil keputusan. 

Proses Check In dengan Mentor

Sebagai mentee, saya merasa belum sepenuhnya menjadi mentee yang baik. Karena belum bisa berinteraksi dengan mentor secara intens, dan saya sudah minta maaf pada mbak mentor. Alhamdulillah mbak mentor baik dan pengertian. Duh... Terima kasih banyak

Tapi kami tetap bisa mengalokasikan waktu berdiskusi, baik diskusi program maupun diskusi yang lain yang menunjang program. 

Kami juga bersepakat untuk mengungkapkan kekurangan masing-masing dan tidak saling menghibah di luar program bahkan di kelas materi. Cukup menjadi bahasan kita berdua dan saling berlapang dada. 

Proses Check In Dengan Mentee

Ada tiga mentee dalam yang harus saya dampingi. Alhamdulillah komunikasi kami lancar dan terbuka. 
Para mentee juga merasa nyaman baik dalam program pendampingan maupun komunikasi. 

Sejauh ini, program ini masih jadi prioritas diantara banyak priotitas mereka yang rata-rata masih menjadi ibu muda dengan anak-anak yang masih balita. Tapi semangat belajarnya tak terkalahkan dengan keriwehan mengurus anak-anak. 

Program yang sudah disusun dalam acton plan juga masih jalan sebagaimana mestinya. Mereka akan langsung mendiskusikan masalah dan kendala yang dihadapi pada waktu -waktu pendampingan meski kadang kita suka miss pada waktu ini. Karena berada di wilayah yang beda waktu. Salah saya juga sih. Hanya bilang jam 2 ya... Ternyata kita berada di waktu Indonesia bagian barat dan tengah. Beda kan. 
Belum lagi mentee saya yang satu lagi. Di manca negara, yang beda waktunya tujuh jam. Widiiiiih..... Seru kan. 
Tapi so far....masih lancar kok. 

Menentukan ide, cerita dan saran serta membagi pengalaman kami lakukan dengan diskusi ringan tiap hari atau saat mentee menemukan masalah langsung deh kami diskusi. 

Indentifikasi kebutuhan juga sudah, dan saya jadi tahu apa yang mereka butuhkan. Memang belum melakukan tindakan lanjut semisal menyusul daftar point yang akan dibahas keesokan harinya sih. Ke depan akan kami perbaiki. 

Alhamdulillah semua memberikan umpan balik yang baik. Dan saya menerima apapun baik itu kritik dan saran dengan lapang dada. Tidak ada masalah. 
Bahkan saat salah satu mentee pada pekan ke 3 gadgetnya rusak sehingga tidak bisa mengikuti materi dan diskusi. Setelah di konfirmasi, dengan kesadaran sendiri minta maaf bahwa hapenya rusak dan tetap mengerjakan tugas serta membuat jurnal. 

Tak ada kesempurnaan, memang disana sini masih banyak kekurangan. Namun kami berusaha menerima sebagai proses belajar, dan beginilah interkasi antar dua manusia yang berbeda tempat dan kebutuhan. 
Tapi sikap terbuka, berlapang dada sungguh luar biasa. Kami bisa saling memahami dan memaafkan kekurangan dan kelemahan masing-masing. 
Tak ada ghibah diantara kita. 
Namun kasih sayang yang tumbuh seiring dengan interaksi yang semakin erat. 
Fisik boleh jadi tidak bertemu, namun  hati kita berpadu. InsyaAllah. 


#jurnalke4
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...