Langsung ke konten utama

Tentang IP

Tertarik Ibu Profesional



Sejak bungsu mengatakan tidak mau sekolah, ini mulai dari usia 4 tahun sudah bisa bilang nggak mau sekolah seterus-terus (selamanya) padahal kami mengelola lembaga pendidikan mulai PAUD, SD, dan SMP.


Kecenderungan anak tidak ingin bersekolah formal semakin menguat meski usia beranjak untuk memulai sekolah dasar. Sejak itu mulai deh bundanya belajar tentang homeschooling. Sebenarnya jauh sebelum itu sudah tertarik dengan konsep homeschooling ini. Dimulai ketika antara tahun 2010  aktif di milis guru yang didalamnya ada banyak praktisi dan intelektual bidang pendidikan.


Selain dari milis yang obrolannya seputar pendidikan di negeri ini lengkap dengan berbagai masalahnya, mulai terhubung dengan praktisi pendidikan juga pelaku homeschooling.


Pencarian pun berlanjut saat anak kedua memutuskan tidak sekolah formal selepas SMP, bener-bener ini tantangan. Kalau bungsu, karena masih di bawah tujuh tahun kegiatan belajarnya baru seputar bermain dan kreativitas ala anak-anak. Kakaknya tentu beda.


Di facebook, titik demi titik mulai terhubung. Berkat membaca kegiatan klub Oase, komunitas Ksuper jadi tahu orang tua pelaku HS dan belajar dari status - status mereka.  Lalu lingkaran itu bertemu pada komunitas Ibu Profesional. Menemukan beberapa status jurnal matrikulasi dan bunda sayang yang seru untuk dibaca.

Lalu ulasan - ulasan tentang Ibu Profesional (IP) dan Institut Ibu Profesional. Dan secara offline komunitas HS kami sering mengadakan acara bareng IP Balikpapan. Terjadilah kolaborasi yang intens atas inisiasi leader IP Balikpapan yang juga praktisi HS.


Pendaftaran matrikulasi  batch 2 masih ragu bisa nggak sih mengikuti perkuliahan dan mengerjakan jurnal,apalagi anak-anak masih kecil dan masih ngajar, mengisi beberapa kelompok halaqoh juga amanah lain. Lalu pendaftaran matrikulasi batch 3 kelewat  dan saat batch 4 nekat daftar ditambah motivasi teman, semakin semangat saja.


Ternyata belajar di IP itu asyik.. Sungguh!

Nggak kerasa tahu-tahu matrikulasi selesai. Nggak terasa satu tahun kelas bunda sayang tuntas dan nggak kerasa hampir 6 bulan kelas bunda cekatan mau selesai.


Pokoknya nagiiiiih.... ! Selalu merasa kurang.

Keren deh.... Adakah  belajar seperti ini. Apalagi belajar melalui media daring. Hanya di IP, beneran lho. Bukan cari muka ini.


Apalagi pas masuk komunitas. Ada di mana-mana. Makanya pas pindah dari Balikpapan, nggak susah mendapatkan komunitas IP di tempat baru. Jadi langsung bisa gabung dan berkegiatan bersama di regional sekarang ini. Kuliah pun berlanjut dengan teman-teman se regional yang bak saudara, saling support.

Aktif di komunitas ibu profesional itu serasa punya saudara di mana-mana.


#tertarikIP

#iniceritaku




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...