Langsung ke konten utama

Game level 5 hari ke 1

Kami dan Buku

Memulai lagi program keluarga untuk game ke 5 ini. Menarik....
Bakalan jadi game favorit bagi kami,
Menjadi teladan membaca, membudayakan membaca dalam keluarga dan memiliki waktu khusus membaca di keluarga.

Meski sebelum game ke 5 ini, budaya membaca sudah tak asing di keluarga kami
Tapi belum terprogram dengan rapi
Membaca...membaca....membaca...begitu saja.
Mengapa menulis membaca sampai tiga kali, karena sebagian besar anak-anak boleh dibilang "suka pakai banget" membaca, di waktu yang tidak tentu di mana saja ketemu buku.

Dengan game ke 5 ini akan menjadi moment yang tepat untuk menjalin kebersamaan, mendiskusikan bahan bacaan dan melatih kemampuan literasi yang lain. 
Juga sebagai pelecut kami, orang tua yang sudah mulai kendor dari kegiatan membaca.
(tutup muka)

Hari ini, kami belum membuat pohon literasi, meski sudah diskusikan dengan anak-anak dan mereka akan sangat senang mempunyai pohon literasi. 

"Ayo Bunda, aku juga ikut." Bahkan si kakak juga ingin punya pohon literasi.
"Jadi kita akan punya 3 pohon dong, Bunda, Adek dan Aku," kakak menambahkan.
"Mas nggak usah saja, kan mau ujian. Belajar saja ya...," Bunda mencoba mengujinya
"Nggak mau Bun, ikut dong."
Pastinya, akan sangat susah menghentikan keinginan membacanya. 
Dulu pernah kita menginap di rumah kerabat, trus lupa tidak membawa buku sementara di rumah itu tidak ada buku, anak-anak gelisah tidak bisa tidur sebelum membaca buku.
Akhirnya , Bundanya mendongeng sebagai gantinya baru mereka pergi tidur.

Jadi, ketika kami harus keluar kota, selain perlengkapan ganti harus ada buku yang dibawa.
Atau, mengunjungi toko buku di kota itu menjadi wajib jika lupa tidak menyelipkan buku di tas perlengkapan kami.

"Baiklah... Mas boleh tetap baca buku kok. Tapi bunda ribet nih kalau mesti buat 3 pohon. Biar Bunda sama Adek dulu ya... Kalau mas ikut, sudah pasti sehari pohonnya langsung rimbun," hibur Bunda
"Judul buku yang Mas baca, ditulis saja ya," usul bunda.
"Bisa juga sih," kata persetujuannya.

Bagaimana di hari pertama ini?
Tentu seru dong....
Anak-anak selesai baca bukunya, meski selera mereka masih buku yang bergambar (komik)
Dan bunda tertatih di satu buku yang hingga malam ini tak terselesaikan.
Merdeka Belajar bacaan Bunda, seri Alif Kepo dan Adu domba bacaan anak



#bundasayang
#ibuprofesional


#for things to change, I must change first

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...