Langsung ke konten utama

Game Level 5 hari ke 5

"Aku baca komik aja lagi ya Bun." Kali ini dia memilih komik Conan. Seru sih begitu alasannya. 
Ya sudahlah....apapun yang penting membaca. Benar nggak ya...., pengennya sih baca buku yang bermutu gitu, tapi komik masih lebih menarik baginya, meski bunda juga menyediakan komik yang berkualitas dan islami. Tapi, karena sedari awal tidak memberi batasan buku yang mesti dibaca ya sudahlah. 
Dulu Bunda maupun Abi juga suka baca komik. Koo Ping Hoo lagi.... juga komik silat lainnya seperti si Buta dari Goa Hantu, dll. Jadi ketahuan kan tahun berapa masa kanak bunda.

Komik warisan kakak-kakaknya itu sudah berulang kali hendak bunda masukan kardus untuk di eliminasi dari perbukuan di rumah. Tapi berkali juga anak-anak menahannya. Sayang katanya.
Lha mereka kalau baca buku, meski sudah berulang kali dibaca masih nggak bosen tuh. Seri Lima Sekawan bahkan sudah lebih dari 5 kali dibaca ulang. Eh...bunda dulu juga suka begitu sih, mengulang buku bacaan favorit, apalagi kalau sudah kehabisan buku bacaan, yah itu lagi- itu lagi yang dibaca. 

Alhasih, selesai membaca komik. Tiba-tiba dibukanya buku Bahasa Indonesia kakaknya yang kelas 6. Tak lama terpekur asyik membaca. 

"Paragraf ini ide utamanya yang ini kan Bun, pentingnya mengolah sayuran menjadi makanan yang menarik," katanya.

Lha kok tahu paragraf dan ide utama segala. 
Dalam hati bersorak bahagia juga sih, di usia segitu sudah memahami paragraf dan ide utama. Menentukan ide utama, pokok pikiran itu bukan hal yang mudah. Tingkat literasi yang bukan sekedar membaca tapi sudah ke arah memahami bacaan dan menentukan ide utama bacaan. On the track. Biarlah sesuka-sukanya membaca apapun asal tetap didampingi. Lalu bunda memberi penegasan tentang paragraf dan ide utama. 

Jadi ingat, waktu kecil dulu suka buku pelajaran bahasa Indonesia karena didalamnya ada cuplikan cerita dari novel-novel klasik seperti Salah Asuhan, Siti Nurbaya, Tak Putus Dirundung Malang dan karya sastra lainnya. Favorit banget dengan karya penulis N.H.Dini dan berburu buku sastra di perpustakaan sekolah.

Jadi, senang membaca itu proses yang terus menerus tanpa kenal jeda. Biarlah anak berproses tanpa paksaan. Akan ada saat dimana dia menemukan apa yang cocok dan di suka.

#bundasayang
#ibuprofesional
#for things to change, I must change first

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...