Membangun budaya literasi memang tak mudah, tapi bukan tak bisa. Bukan juga diukur dari cepat-cepatan anak bisa membaca, tapi stimulasi yang tepat dan lingkungan yang mendukung.
Masih ingat banget bagaimana masa kecilku dulu, hingga akhir kelas 2 SD masih belum bisa membaca. Alhamdulillah, punya guru SD yang sabar dan tidak menjadikan kecepatan membaca sebagai satu-satunya dasar penilaian sehingga tak bisa baca pun masih naik kelas.
Di rumah, kedua orang tua juga tidak panik, marah dan memaksa belajar membaca. Yang kurasakan adalah Bapak yang tetap rajin mendongeng di malam hari sebelum tidur juga aneka buku dan majalah yang akhirnya menjadi motivasi untuk semangat belajar membaca.
Berdasarkan pengalaman masa kecil itulah, stimulasi membaca kuterapkan pada anak-anak. Mendongeng atau bercerita kemudian membacakan buku hingga akhirnya mereka tertarik membaca buku, meski anak-anak lebih cepat bisa membaca buku dibanding bundanya.
Budaya literasi juga kami bangun tidak sebatas membaca buku, sekarang kami berusaha untuk melatih menulis, meski belum maksimal.
Di awali dari orang tuanya tentunya.
Abi sudah merintisnya dari sejak muda dulu dengan menjadi redaktur dan penulis pada buletin dakwah. Beberapa tulisannya pernah viral di media sosial dan dibuatkan Ebook.
Beberapa waktu lalu juga diminta menulis untuk diterbitkan menjadi sebuah buku meski masih berupa antologi.
"Memeluk 3 Bidadari" judulnya yang berisi kisah tentang cinta dan penghormatan pada 3 wanita dalam hidupnya : Ibu, Istri, dan anak perempuannya.
Bunda juga punya antologi puisi bersama beberapa penulis di Kalimantan Timur yang terhimpun dalam grup literasi.
![]() |
Buku yang Abi-Bunda berpartisipasi dalam kepenulisan meski masih berupa antologi |
Pada akhirnya, budaya membaca akan melahirkan budaya menulis, hanya saja membutuhkan waktu dan usaha untuk lebih banyak belajar.
Untuk anak-anak, sesekali memberikan tantangan menuliskan review terhadap buku yang dibacanya.
Pada si bungsu belum sih, baru diminta menceritakan kembali buku yang dibacanya dengan dipancing pertanyaan seperti , menarik nggak? Apa yang membuatmu tertarik dengan buku ini? Siapa pelaku di kisah ini? Bagaimana karakternya? Dll
Seperti malam ini, ketika bunda mencoba menyodorkan buku tulisan abinya.
"Wah banyaknya tulisannya," serunya
"Tapi tulisan Abi bagus sih."
"Abi nulis tentang apa sih? Coba gantian bunda diceritain?"
"Abi punya dua tulisan disini, tapi yang satu belum aku baca, ini yang sudah tentang surat Abi pada mbak A, intinya Abi sayang mbak A dan ingin mbak jadi anak yang baik juga hafal Qur'an nantinya.Gitu Bun.... Aku jadi terharu."
Yah hanya satu judul yang dibaca, capek banyak banget tulisannya dalihnya.
Lain kali akan dibaca lagi janjinya. Tak lama diambilnya komik favoritnya lalu membaca sampai habis.
Begitulah...masih komik yang menarik.
Pohon literasinya banyak daun yang berwarna merah.
Tentang warna - warna daun ini, ada beberapa kesepakatan yang akan dijelaskan di tulisan pada hari ke 10 nanti.
#bundasayang
#ibuprofesional
#for things to change, I must change first
Komentar
Posting Komentar