Boneka Dalam Kubus
Kini dia telah bersekolah, resmi bersekolah meski bertahun-tahun lalu tidak berminat dengan persekolahan dan memproklamirkan diri sebagai homeschooler.
Tidak disangka bersemangat sekali, apalagi dimalam hari ketika menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari.
"Yes, besok Matematika..Aku suka matematika," katanya.
Tidak bisa dipungkiri , hati ini berbunga. Orang tua mana sih yang tak suka anaknya suka pelajaran matematika disaat sebagian besar anak tak menyukainya, meski sebagai orang tua kami selalu bersiap diri dengan apapun pilihan anak dan bakat yang lebih menonjol pada mereka. Termasuk bersiap diri jika anak tak suka matematika.
Barangkali wajar, masih kelas 1 juga. Kan matematikanya masih gampang. Iya..benar itu kalau matematika hanya sebagai konsep berhitung..tapi tidak jika matematika sebagai konsep logika.
Dan menjadi tantangan kami, menjaga anak ini suka matematika hingga kelak nanti.
Pas bener kan dengan materi game kali ini, menstimulasi matematika logis pada anak.
Sedikit menengok ke belakang, kesukaan matematika pada si adek 7 tahun ini bukan sesuatu yang tiba-tiba. Kami memulainya jauh sebelum usia sekolah. Bukan dengan mengenalkannya dengan angka 1 dan seterusnya, atau berhitung dari 1 dan seterusnya. Tapi dengan kegiatan sehari-hari yang tak bersentuhan langsung dengan wujud angka.
Terlahir sebagai bungsu membuatnya menempel lebih lama dengan bundanya. Mulai dari aktifitas di dapur hingga mengajar di sekolah.
Mengamati dan merecoki acara masak memasak hingga merencanakan belanja serta belanja di pasar menjadi aktifitas yang sangat disukainya.
Memutar uliran kompor, besar kecil hingga mampu membandingkan jika apinya besar lebih cepat terbentuk gelembung - gelembung tanda air mendidih.
Jika apinya kecil , lebih lama mendidihnya.
Membantu mengupas bawang, dengan jumlah tertentu, atau mengklasifikasikan besar kecil ukuran sayuran.
Turut bunda ke sekolah , di dua tempat yang berbeda hingga mampu membedakan dekat jauh, sebentar dan lama.
Juga aktifitas harian lainnya, yang menyenangkan tapi menstimulasi cara berpikirnya.
Maka suatu saat ketika sedang bermain di taman dan dia mengatakan, "Abi tadi bayarnya Rp. 12.000 kan , kita beli es tehnya 3 bungkus dan harganya Rp. 4000 tiap bungkus."
Atau Bunda nanti dapat angsul (kembalian) Rp. 2000 karena harganya Rp. 18.000 dan uang Bunda Rp. 20.000
di usia 5 tahun tanpa kami ajarkan.
Juga jatah waktu bermain yang membuatnya mengerti ukuran waktu : detik, menit dan jam.
Saat ini justru kami khawatir, pelajaran matematika di sekolah yang akan melemahkan logika berpikirnya. Oleh karena itu, meski di sekolah mendapat pelajaran matematika, di rumah kami tetap berkegiatan sebagaimana dulu sebelum sekolah.
Di hari pertama game ini, saat bundanya masih sibuk dengan kegiatan ujian-ujian di sekolah dan waktu bermain di rumah yang sempit, bunda hanya menyediakan kardus.
Pengen buat mainan katanya.
"Permainan yang seru, nanti bunda kaget deh... Bunda jangan takut lho ya..," katanya.
Dan tara.......
Kubusku |
Kalau dibuka, hihihi.....ada yang nakutin. |
Sebuah bangun ruang , kubus.
Kemudian ditempel gambar yang dapat di tarik sehingga terbuka dan tertutup.
Stimulasinya kecerdasan matematika:
1. Anak mengenal bentuk - bentuk bangun dari bangun datar segi empat hingga bangun ruang kubus
2. Anak menemukan pola dan merangkai pola menjadi bentuk tertentu
3. Anak berani mencoba dan melaksanakan prosedur kerja serta memecahkan masalah misalnya bagaimana mengabungkan segiempat yang satu dengan lainnya.
4. Anak mengetahui cara kerja alat yang dibuatnya.
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Komentar
Posting Komentar