Review Diakusi Kelas
Presentasi kali ini dimulai oleh kelompok 1, yang dengan koordinator mbak Beta Lianita.
Pemaparan diawali dengan vidio tentang game yang ternyata mengkampayekan pornografi dan pornoaksi...serem.
Jelaslah sebagai orang tua kita harus waspada, karena paparan game ini bisa dengan mudah masuk ke ruang-ruang keluarga kita tanpa kita sadari.
Dari keluarga sendiri bisa, pemandangan yang sudah lazim, saat acara kumpul keluarga besar, anak-anak malah asyik dengan gadgetnya.
Dari sekolah bisa juga, sehingga orang tua perlu kerjasama yang baik dengan pihak sekolah.
Dari lingkungan sekitar tempat anak-anak kita bermain dan berinteraksi dengan temannya.
Waspada boleh ya, tapi tidak sampai paranoid hingga anak pegang hp saja langsung ketar-ketir tak terkira.
Trus gimana dong....hari gini pornografi sudah berada di titik merah deh.
Langkah-langkah pencegahan pornografi terdapat pada gambar berikut ini!
Tips untuk orang tua terhadap paparan game pornografi pada anak |
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah penguatan diri si anak itu sendiri. Seperti istilah yang populer : Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Anak harus dipelihara fitrah sexsualitasnya.
Apakah fitrah sexsual itu..?
Perhatika gambar berikut ini..!
Difinisi fitrah sexsualitas |
Fitrah sexsualitas sesuai usia |
Cara menumbuhkan fitrah sexsualitas pada usia dini |
Cara menumbuhkan fitrah sexsualitas pada anak usia 3-6 tahun |
Jadi jelas ya..
Seorang anak harus bangga dengan dirinya sendiri, menerima tendernya dengan penuh rasa syukur.
Ada pertanyaan yang cukup menarik ,
Apalah anak harus dijelaskan jenis kelaminnya sesuai dengan namanya.
Jawabnya : Iya
Sepakat dengan jawaban ini, seorang anak laki-laki harus tahu bahwa alat kelaminnya bernama penis , testis sebagai sarana mengenal organ kelamin. Jangan sampai menamakannya dengan yang lain seperti "Burung" misalnya yang akibatnya ketika membicarakan burung yang sebenarnya maka konotasinya ke arah negatif.
Pun sebaliknya dengan anak perempuan , mereka mempunyai vagina sebagai organ kelamin. Bukan dengan istilah yang lain.
Meski , perlu digaris bawahi juga bahwa tidak selalu nama organ ini kita bicaranya secara terus menerus dalam pembicaraan sehari - hari. Saya lebih sepakat menyebutnya kemaluan. Apalagi jika membicarakan dihadapan orang lain.
Istilah Penis atau Vagina cukup sebagai istilah dalam mengenal organ kelamin dan gender.
Pentanyaan lain yang seputar kedekatan anak-anak pada orang tua sesaui jenis kelamin dimasa tertentu pertumbuhan gendernya.
Juga pandangan tentang kemesraan orang tua dihadapan anak.
Boleh sih, menampakan kemesraan dalam wujud tanda kasih sayang, bukan nafsu dihadapan anak-anak, sebagai sarana pembelajaran bahwa seperti inilah kita berkasih sayang dengan catatan - catatan tentunya , antara lain dengan pasangan halalnya.
Presentasi dan diskusi hari ini cukup menarik.
Jadi semangat menunggu presentasi besok lagi nih.
#fitrahsexsualitas
#learningbyteaching
#bundasayanglevel11
#InstitutIbuProfeisonal
Komentar
Posting Komentar