Langsung ke konten utama

Game Level 11 Hari ke 4

Presentasi hari ke 4

Keluarga sebagai benteng pertama dalam menjaga fitrah seksualitas.
Sehingga pendidikan dan pemahaman fitrah seksualitas harus menjadi perhatian disamping pendidikan yang lainnya dalam keluarga.


Pemahaan gender berkembang dimulai pada usia 3 tahun keatas, secara fisik, anak laki - laki lebih tinggi aktifitas dibanding perempuan, penampilan motorik terutama setelah masa puberitas dan agresi fisik lebih tinggi.

Tentang konsep gender,  kita bisa mengenalkan ada perempuan ada laki-laki dengan memperlihatkan perbedaan teman-temannya,  perempuan berpakaiannya pakai rok,  dan laki-laki pakai celana.  Perempuan dewasa ada payudara,  laki-laki ada kumis.
Atau dengan mencontohkan gender dengan orang tua.. misalnya anak perempuan menutup aurat seperti bunda. Hanya perempuan yang bisa hamil melahirkan,  laki-laki tidak bisa.

Apa langkah kongkrit yang harus dilakukan dalam keluarga untuk menjaga fitrah seksual ini?
Langkah real dengan menjaga fitrah seksualitas dan memberi edukasi seksulitas sesuai usia.
Dari data kpai yang dipaparkan oleh kelimpok ini, justru memicu langkah kita sebagai orang tua. Nah bagaimana sikap kita sebagai orang tua menghadapi hal ini?
Karena paparan pornografi di jaman sekarang sdh sangat massive,  orang tua harus proaktif menanggulangi ini dgn memberi pemahaman pada anak.
Kenapa skrg bergeser ke anak laki-laki..  karena pengaruh pornografi dan kurangnya peran Ayah sehingga makin banyak penyimpangan seksual seperti menjadi pedofil dan prilaku sodomi.
Kita ketahui bersama,  laki-laki yang menjadi korban pedofil di masa kecil,  besar kemungkinan akan menjadi pelaku di masa depan.

Bagaimana jika mendapati anak yang mengakses vidio porno?
Anak diajak ngobrol bareng, dijelaskan bila bahaya kecanduan pornografi sama dengan orang yang menggunakan narkoba. Otak pertama kali menonton pornografi akan menghasilkan hormon endorfin atau perasaan senang, semakin sering menonton hormon endorfin akan semakin meningkat sehingga mengkerutkan otak. Jika hal ini terjadi terus menerus maka otak anak pekembangan akan terhenti, oleh sebab itu saat ini banyak yang status dewasa tapi otak terhenti spt anak usia 17 tahun.



#fitrahsexsualitas
#learningbyteaching
#bundasayanglevel11
#InstitutIbuProfeisonal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Pekan Ketiga

   Pada pertemuan ketiga workshop fasilitator A Home Team kali ini semakin seru saja. Sesuai komitmen yang sudah saya buat pada awal pertemuan, bahwa hari Selasa malam adalah waktu khusus untuk hadir pada zooming A Home Team fasil.Kali ini saya bisa hadir tepat 5 menit sebelum acara dimulai. Yeiii kemajuan! Apa yang menarik pada pertemuan kali ini? Tentu saja permainannya. Saya semakin antusias mengikuti permainan pada sesi kali ini. Diawali dengan check-in yang seru, tentang hal-hal yang mengganggu dan ingin diubah selama ini. Wah surprise, dapat giliran setelah Mbak Mesa. Hmmmm, hal yang ingin ku ubah adalah sifat menunda-nunda. Seperti ini nih, menulis jurnal di akhir waktu menjelang deadline. Namun, bagian ini sudah dijawab oleh Mbak Mesa, jadi saya ambil hal yang mengganggu adalah susahnya bersikap asertif atau menolak. Cocok kan, dua hal yang menjadi hambatan terbesar adalah suka menunda dan tidak bisa menolak. Akibatnya, ya… . Begini deh! Selain check-in, peserta juga m...

A Home Team, Keluarga di Pertemuan Pertama

A Home team, rasanya sudah lama mendengar title ini. Beberapa kali founder Ibu profesional membahas tentang A Home team. Idealnya sebuah keluarga adalah sebuah team. Bahkan team dengan kualitas A. Pertanyaannya seperti apa keluarga dengan kualitas A itu? Bagaimana cara membentuk keluarga dengan kualitas A? Pertanyaan ini yang selalu berulang menggema di pikiran. Hingga saya bergabung di tim nasional dan bertemu dengan Mbak Ratna Palupi. Saya sering mendapatkan informasi seputar A Home Team. Sebuah program inovasi yang ada pada Ibu Profesional. Tapi informasi itu semakin membuat penasaran. Ketika bertemu dengan Mbak Ratna di Konferensi Perempuan Indonesia di Batu––Malang pada Februari lalu dan ngobrol sedikit tentang A Home Team, semakin menarik untuk mengetahui seperti apa program inovasi yang satu ini. Pas banget saat itu Mbak Ratna bilang bahwa A Home Team membuka kelas. Saat yang ditunggu pun tiba. Begitu ada pendaftaran recruitment A Home Team, meski saat itu saya sedang keliling b...

Jurnal A: Kerumunan atau Tim

    Selasa yang ditunggu, ada kelas A home team tentu saja. Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator dari jauh, Rifina Arlin. Sebelum membahas materi tentang kerumunan atau tim, terlebih dahulu kita diajak untuk check-in. Check-in, Cuaca dalam Keluargaku Check in selalu menjadi momen yang seru karena peserta langsung bisa face to face dengan peserta lain di breakout room. Selain bisa mengenal lebih dalam, proses diskusi juga lebih interaktif. Kali ini di breakout room sudah ada teman main Mbak Rahmani Kartika Ayu dan Mbak Cantia Rasyiqa. Check ini dimulai dari aku… iya harus gercep karena waktu yang diberikan hanya sedikit. Aku menggambarkan cuaca keluargaku seperti musim dingin. Kali aja mirip dengan musim hujan akhir-akhir ini di kotaku. Dingin bukan berarti tidak saling bertegur sapa lho…, dingin yang aku maksud adalah sepi karena anak-anak sudah tidak ada di rumah, tinggal berdua saja dengan pak suami dan kalau siang ditinggal kerja. Sebagai keluarga dengan banyak anak, ...